Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diancam, Anas Urbaningrum Mengaku Dilindungi Dua Malaikat

Kompas.com - 01/03/2013, 00:44 WIB
Dian Maharani, Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, Anas Urbaningrum, menanggapi santai pihak-pihak yang mengancam terkait pernyataannya kepada publik belakangan ini. Bahkan, ia mengaku ancaman kepadanya sudah ada sejak dulu.

"Kalau ancaman dari dulu ya, tapi itu biasa saja," ujar Anas kepada Kompas.com di kediamannya, Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (28/2/2013).

Meski mengaku menerima ancaman, Anas tak berniat meminta perlindungan pada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). "Kan, ada dua malaikat di bahu kanan dan kiri, ya," ucapnya.

Untuk diketahui, belakangan ini Anas mulai banyak bicara ke hadapan media atas kasus yang menimpanya. Anas diduga mengetahui sejumlah informasi kasus lain dan siap membukanya. Sebelumnya, Anas juga mengaku tak khawatir dengan reaksi pihak Istana Negara atas pernyataannya. Ia tetap yakin tak terlibat dalam kasus Hambalang.

"Yang penting dalam situasi seperti ini, saya diajarkan untuk banyak sabar dan banyak shalat," ucapnya singkat.

Ketua Umum PP Muhamadyah Din Syamsuddin pernah mengatakan, Anas pernah menerima ancaman. Menurut Din, proses penetapan status tersangka untuk Anas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak dapat dilepaskan dari unsur politik. Hal tersebut, kata dia, juga sempat didiskusikan dengan Anas.

"Kekuasaan menggunakan aparat negara untuk membuat seperti ini, dan saya kira dia sangat siap menghadapi," katanya.

Anas, kata Din, juga diancam oleh pihak-pihak tertentu tanpa ia mau menyebutkan. Namun, Anas masih dapat menyikapinya dengan tenang. Ia mengimbau kepada teman-teman Anas, termasuk dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), untuk menjaga dan melindungi Anas.

"Itu sangat wajar dan mungkin, tapi dia sangat santai dan siap menghadapi ini semua," ujarnya.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang
Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

    Nasional
    Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

    Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

    Nasional
    Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Sholat

    Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Sholat

    Nasional
    Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

    Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

    Nasional
    Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

    Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

    Nasional
    Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

    Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

    Nasional
    Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

    Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

    Nasional
    Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

    Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

    Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

    Nasional
    Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

    Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

    Nasional
    Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

    Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

    Nasional
    Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

    Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

    Nasional
    Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

    Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

    Nasional
    PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

    PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com