Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BK Panggil Politisi Demokrat soal Pemerasan Gula RNI

Kompas.com - 05/02/2013, 11:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan pemerasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh anggota DPR yang sempat dilaporkan Menteri BUMN Dahlan Iskan masih terus berlanjut. Badan Kehormatan DPR siang ini akan memanggil politisi Partai Demokrat Idris Sugeng yang dilaporkan memeras Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro.

"Kasus dugaan pemerasan itu masih terus lanjut, BK siang ini pukul 13.00 akan panggil pak Sugeng yang dilaporkan kasus RNI," ujar Anggota BK Alimin Abdullah, Selasa (5/2/2013), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.

Sebelumnya, BK sudah memanggil Ismed Hasan Putro. Ismed mengaku memang ada anggota Dewan yang meminta kepadanya gula 2.000 ton dengan dalih untuk dibagikan ke daerah pemilihan di Jawa Tengah. Permintaan itu akhirnya ditolak Ismed. Idris Sugeng akhirnya harus membeli gula 6 ton ke RNI. Menurut Alimin, Idris Sugeng baru diperiksa pada masa sidang kali ini karena pihaknya fokus terlebih dulu pada kasus dugaan pemerasan direksi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), PT PAL Indonesia, dan PT Garam.

Dalam pemanggilan kali ini, Idris Sugeng akan diminta keterangan resminya terkait tuduhan itu. "Kami akan tanyakan sebenarnya kayak apa dengan RNI. Kalau dia punya CSR sebagai wakil rakyat usulkan daerah itu kan tidak masalah. Kalau dia mau kasih atau nggak kan terserah yang kasih. Makanya ini mau kami klarifikasi," kata Alimin.

Jika nantinya pernyataan Idris Sugeng berbeda dengan Ismed, maka BK akan melakukan konfrontasi. "Kalau beda ya kita konfrontasi, mana yang benar," ucap Alimin.

Idris Sugeng membantah

Idris Sugeng sempat membantah disebut melakukan pemerasan terhadap Dirut PT RNI. Ia bahkan menuding Ismed telah melakukan dramatisasi dan kebohongan publik.

"Tuduhan saudara Ismed Hasab Putro yang menyatakan saya meminta jatah gula dalam rangka CSR (corporate social responsibility) adalah tidak benar. Saudara Ismed dengan sengaja mendramatisir dan melakukan kebohongan publik yang luar biasa seolah-olah diperas," ujar Sugeng, Senin (12/11/2012), dalam jumpa pers di kompleks Parlemen, Senayan.

Dengan tersendat, Sugeng menjelaskan klarifikasinya sambil memegangi selembar kertas. Politisi senior yang kini sudah memasuki usia 70 tahun itu menuturkan bahwa dirinya hanya menanyakan kepada Ismed apakah ada program CSR untuk daera pemilihannya di daerah Jawa Tengah.

"Saya hanya menanyakan. Menanyakan apakah ada program CSR untuk dapil. Di mana letak pemerasannya kalau yang saya tanyakan adalah program CSR?" tutur Sugeng.

Setelah menanyakan hal itu, Sugeng mengaku bertemu dengan Direktur Operasional PT RNI, Oki Jamhur Warnaen. Saat bertemu dengan Oki, Sugeng menjelaskan dirinya membeli gula 4 ton dengan harga normal.

"Saya membeli gula 4 ton, bukan 6 ton seharga Rp 48 juta artinya Rp 12.000/kilogram. Itu harga normal, tidak ada diskon sama sekali," ungkap Sugeng.

Sambil mengungkapkan itu, Sugeng membuka selembar fotkopian bukti transfer bank Mandiri senilai Rp 48 juta. Setelah dibeli, gula 4 ton itu kemudian dibagikan ke masyarakat pada bulan Ramadhan lalu. "Janganlah perbuatan amal dipolitisir sedemikian rupa sehingga menjadi kasus pemerasan," kata Sugeng lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Nasional
    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Nasional
    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Nasional
    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Nasional
    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Nasional
    SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

    SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

    Nasional
    Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

    Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com