Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor Disegel KPK, PT Indoguna Layangkan Surat Keberatan

Kompas.com - 30/01/2013, 18:34 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indoguna Utama melalui pengacaranya, Panji Prasetyo melayangkan surat keberatan ke Komisi Pemberantasan Korupsi atas penyegelan yang dilakukan lembaga antikorupsi itu. Menurut Panji, penyegelan yang dilakukan sejak Selasa (29/1/2013) menganggu operasional perusahaan.

"Kami tidak menghalang-halangi, kami mendukung KPK, cuma kami minta KPK juga memerhatikan operasional kami," kata Panji di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (30/1/2013).

Lebih jauh Panji mengatakan, petugas KPK menyegel ruangan akunting di kantor PT Indoguna yang berlamat di Jalan Taruna Nomor 8, Pondok Bambu, Jakarta Timur tersebut. Petugas KPK juga menyita dokumen dan perangkat keras komputer dari ruangan akunting tersebut. Akibatnya, kata Panji, kelangsungan usaha perusahaan menjadi terganggu. Para karyawan terhambat akses kerjanya.

Oleh karena itu, lanjut Panji, PT Indoguna meminta KPK segera membuka segel ruangan tersebut. "Kami minta KPK mempercepat proses untuk cepat membuka segel hingga kantor klien kami bisa beroperasi lagi," tambahnya.

Selebihnya, Panji mengaku tidak tahu mengenai kasus yang diduga melibatkan perusahaan impor makanan tersebut. Dia hanya membenarkan kalau dua direktur PT Indoguna ditangkap KPK semalam.

"Saya belum bertemu dengan pengurus Indoguna yang ditahan KPK, saya belum tahu persis kejadiannya, saya dari direksi yang lain juga belum tahu kejadiannya. Justru kami minta kepada KPK karena tadi malam sudah datang dan sudah menyegel, alangkah baiknya cepat diselesaikan," ungkapnya.

Seperti diberitakan, KPK menangkap empat orang yang diduga terlibat transaksi suap di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (29/1/2013) malam. Bersamaan dengan itu, KPK menggeledah dan menyegel kantor PT Indoguna. Belum diketahui secara pasti motif penangkapan empat orang tersebut. Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto mengatakan bahwa informasi detil mengenai peristiwa ini akan disampaikan dalam jumpa pers pukul 18.30 WIB.

Menurut informasi dari internal KPK, keempat orang yang ditangkap itu diduga terlibat transaksi suap berkaitan dengan proyek di suatu kementerian yang juga melibatkan anggota Dewan. Sejauh ini, baru tiga orang yang diketahui identitasnya. Ketiga orang itu adalah pengusaha berinisial A dari PT Indoguna, kemudian pria berinisial S yang diduga sebagai sopir A, serta seorang wanita berinisial R.

Bersamaan dengan penangkapan empat orang itu, petugas KPK mengamankan sejumlah uang yang nilainya ditaksir mencapai Rp 1 miliar. Uang pecahan Rp 100.000 itu disimpan dalam dua kantong plastik berwarna putih dan hitam. Selain itu, petugas KPK mengamankan sejumlah dokumen yang disimpan dalam sebuah tas koper hitam, serta dua buku tabungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com