Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusutan Hambalang Tak Lepas dari Perbedaan Pandangan

Kompas.com - 18/01/2013, 16:52 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusutan kasus dugaan korupsi Hambalang tak lepas dari dinamika perbedaan pandangan masing-masing unsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Meskipun demikian, Wakil Ketua KPK Zulkarnain membantah pimpinan KPK terpecah dalam mengambil keputusan terkait kasus tersebut.

Dia mengatakan, dalam mengusut suatu kasus, dinamika pemikiran itu pasti ada. Hanya, menurut Zulkarnain, perbedaan pemikiran itu disikapi positif oleh masing-masing unsur pimpinan.

"Dinamika pemikaran itu kan jelas ada. Kita ambil positif dan dinamisnya. Kalau memang orang berbeda cara pandang, tapi kan bukan perbedaan," kata Zulkarnain di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (18/1/2013).

Dia menjawab pertanyaan mengenai ada tidaknya perbedaan pendapat antar-pimpinan yang mungkin menjadi kendala KPK dalam menyidik kasus Hambalang. Zulkarnain juga mengungkapkan, KPK tidak terpengaruh dengan kekuatan politik dalam mengusut suatu kasus, termasuk Hambalang.

"Penegak hukum harus tahu politk, tapi enggak boleh terpengaruh itu," tambahnya.

KPK, lanjut Zulkarnain, mendalami kasus Hambalang secara utuh dan menyeluruh. Jika ada temuan baru, kata Zulkarnain, KPK pasti akan menyampaikannya kepada masyarakat.

Sejauh ini, KPK baru menetapkan dua tersangka dalam kasus Hambalang. Keduanya adalah mantan Menteri Pemuda dan Olaharaga Andi Mallarangeng serta Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar. Mereka ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri atau pihak lain, tetapi justru merugikan keuangan negara.

Di samping melakukan penyidikan, KPK juga menyelidiki indikasi tindak pidana lain terkait Hambalang. Misalnya, tindak pidana suap-menyuap yang berkaitan dengan aliran dana. Terkait dengan aliran dana ini, belum ada pihak yang ditetapkan KPK sebagai tersangka.

Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dalam sejumlah kesempatan mengungkapkan, ada aliran dana rekanan Hambalang yang mengalir ke Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Dalam kongres tersebut, Anas Urbaningrum terpilih sebagai ketua umum partai.

Mengenai bukti keterlibatan Anas dalam kasus ini, Zulkarnain mengatakan kalau KPK akan mengikuti proses hukum yang berjalan. "Kalau sudah cukup alat bukti, kita akan sampaikan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com