Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roy Suryo Harus Hati-hati

Kompas.com - 14/01/2013, 09:36 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama politisi Partai Demokrat, Khatibul Umam Wiranu, sempat disebut-sebut sebagai salah satu kandidat menteri pemuda dan olahraga pengganti Andi Mallarangeng. Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menjatuhkan pilihan pada kader Partai Demokrat lainnya, Roy Suryo. Apa tanggapan Khatibul?

"Pesan saya, hati-hatilah. Dalam Kemenpora terdapat bara, siramlah dengan air agar bara itu redam, bukan malah disulut minyak sehingga bara itu kian membara, membakar semua," kata Khatibul, Senin (14/1/2013) di Jakarta.

Ia berharap agar Roy mampu memenuhi harapan Presiden dan menjalankan amanah sebaik-baiknya. Khatibul juga mengingatkan Roy akan kerawanan dalam memimpin Kemenpora.

Seperti diketahui, pada masa kepemimpinan Andi Mallarangeng, Kemenpora terbilang memiliki tantangan cukup berat lantaran dihadapkan pada persoalan dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Belum lagi mega-skandal Hambalang yang akhirnya menyeret Andi Mallarangeng sebagai tersangka dan memilih mundur dari kursi Menpora. Tantangan yang dihadapi Roy ke depan tidaklah mudah. Khatibul menilai, tugas Roy yang terpenting adalah mengader para pemuda Indonesia, yang bisa diandalkan untuk meneruskan kepemimpinan Indonesia masa depan.

"Jika pemuda Indonesia tanggung, mempunyai nasionalisme tinggi dan cakap, maka persoalan olahraga dengan sendirinya akan terdorong lebih baik, berkualitas, serta bisa tercipta olahragawan yang baik pula," kata dia.

Nama Roy Suryo diumumkan secara resmi oleh Presiden SBY pada Jumat (11/1/2013) siang lalu di Istana Negara, Jakarta. Presiden menekankan, ada tiga tugas utama yang diemban Roy sebagai Menpora baru. Pertama, mengonsolidasikan jajaran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Sebab, kata Presiden, ada sejumlah isu dan permasalahan yang saat ini melingkupi wilayah tugas Kemenpora. Permasalahan-permasalahan ini tengah menjadi perhatian publik.

"Ada sejumlah isu dan permasalahan yang berkaitan dengan lingkup tugas wilayah Kemenpora, yang saat ini menjadi perhatian publik dan sekarang dalam proses KPK, yaitu kasus Hambalang. Saya instruksikan Menpora baru untuk mengonsolidasikan jajarannya, memastikan Kemenpora kembali menjalankan tugasnya dengan baik, dan harapan saya memiliki kinerja yang baik," papar Presiden. 

Tugas kedua, Roy diminta melanjutkan apa yang telah diraih Menpora sebelumnya. Prestasi Menpora sebelumnya, Andi Mallarangeng, dinilai perlu dilanjutkan. "Prestasi Menpora Andi Mallarangeng, kembali berjayanya Indonesia dalam SEA Games, posisi yang tidak kita miliki sejak 2007, dan kita raih kembali pada 2011," ujar Presiden.

Adapun tugas ketiga adalah untuk bekerja sama dengan KOI dan KONI agar segera mengakhiri permasalahan yang ada di kepengurusan PSSI. "Bisa konsultasi dengan baik dengan FIFA dan semua pencinta sepak bola. Rakyat akan sangat marah kalau prestasi sepak bola terganggu dan kandas karena konflik kubu-kubu tertentu dalam persepakbolaan kita," kata Presiden.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Roy Suryo Menpora Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com