Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Apakah Korupsi Hanya "Penyakit" Partai?

Kompas.com - 10/01/2013, 11:57 WIB
Sandro Gatra

Penulis

PURWARKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri meminta agar publik tidak hanya menyalahkan partai politik atas praktik tindak pidana korupsi yang menyeret sejumlah kader parpol. Menurut dia, mengkambinghitamkan parpol sebagai sumber malapetaka bangsa tidak bisa membebaskan bangsa dari persoalan struktural yang sudah mengakar sangat dalam.

Hal itu dikatakan Megawati saat menyampaikan pidato politik dalam HUT ke-40 PDI-P, di Waduk Djuanda Jatiluhur, Purwakarta, Kamis (10/1/2013).

"Tanpa bermaksud mencari pembenaran, benarkah serangkaian penyakit di atas (korupsi) adalah penyakit partai semata? Kita membutuhkan kecerdasan lebih daripada hanya sekedar menyalahkan partai. Masalah bangsa adalah masalah kita bersama yang harus diselesaikan dengan jernih," kata Megawati dihadapan ribuan kader PDI-P yang hadir.

Megawati menilai, saat ini telah terjadi generalisasi berlebihan bahwa semua parpol adalah sumber masalah. Generalisasi itu dinilai mengabaikan parpol-parpol yang sungguh-sungguh memperbaiki diri.

Ia mengakui, masih ada kelemahan PDI-P. Namun, kata dia, sebagai parpol, PDI-P telah berusaha mendengar keluhan rakyat dan memperbaiki diri. Tidak sedikit kemajuan yang telah dicapai. Dia memberi contoh perbaikan proses rekrutmen kader PDI-P.

"Kita secara serius telah mengembangkan instrumen evaluasi dan monitoring para kader yang berada di eksekutif, legislatif, dan struktural partai. Kita telah mengembangkan sistem informasi terpadu di mana track record dari kader ditampilkan dalam database partai," kata Megawati.

"Dalam proses rekrutmen kita bahkan telah melibatkan psikolog, melalui psikotes dan dilaksanakan di seluruh Indonesia. Para psikolog itu dengan dedikasi yang begitu besar membantu partai dalam memetakan potensi kader-kader kita," tambah Megawati.

Peringatan HUT PDI-P itu juga dihadiri Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Ashdiqqie, Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Nanan Soekarna, Ketua Komisi Yudisial Eman Suparman, mantan Kepala Polri Jenderal (Purn) Dai Bahctiar, dan tokoh lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com