JAKARTA, KOMPAS.com- Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, sepanjang perjalanan demokrasi di Indonesia, semua masih berujung pada kehancuran akibat sikap otoriter. Presiden Soekarno maupun Soeharto telah merintis kehidupan bangsa secara demokratis, tetapi pada akhirnya dihancurkan oleh sikap otoriter.
Zaman reformasi kini sudah dimulai sangat demokratis sebagai sistem bernegara. "Tetapi, pemanfaatan demokratis justru diwarnai sikap transaksional," ujar Kalla di hadapan peserta dialog nasional peringatan ke-47 tahun Tritura yang diselenggarakan Laskar Ampera Arief Rachman Hakim di Jakarta, Senin (7/1/2013).
Jusuf Kalla mengatakan, setiap periode kepemimpinan bangsa ini berakhir berbeda-beda. Sistem demokrasi seharusnya tidak berubah-ubah. Inilah yang harus dibentuk oleh pemimpin.
Tentunya, ujar Kalla, pemimpin harus memiliki kemampuan memengaruhi bangsa ini dan memberikan keteladanan. Yang dibutuhkan rakyat adalah keadilan dan kesejahteraan yang semua itu tidak mudah diwujudkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.