JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Golkar Setya Yudha menampik tudingan bahwa kunjungan kerja ke Brasil dan Amerika Serikat tidak efektif dan hanya memboroskan anggaran. Menurutnya, persiapan kunjungan kerja ke luar negeri itu sudah dipersiapkan sejak lama dan melalui pertimbangan yang matang.
"Ini sudah efektif, substansinya sudah sangat lama dibicarakan. LAPAN ikut menentukan lokasi kunjungan. Lokasi ini sudah ditentukan sejak tiga bulan yang lalu," ucap Setya, Kamis (13/12/2012), di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Seperti diketahui, Komisi VII mengadakan dua studi banding di akhir tahun 2012 ini untuk persiapan RUU Keantariksaan dan RUU Kedirgantaraan. Rombongan pertama berangkat ke Ameriksa Serikat pada tanggal 7-18 Desember dengan jumlah rombongan 11 orang. Selain ke AS, Komisi VII juga melakukan studi banding ke Brasil dengan jumlah rombongan 19 orang. Mereka melakukan studi banding mulai tanggal 9-18 Desember 2012. Setya mengatakan, perjalanan ke luar negeri kali ini juga bukan perjalanan "gelap" karena sudah disetujui Pimpinan DPR dan fraksi.
"Kami juga mengikutkan orang LAPAN. Jadi tidak benar kalau dikatakan ini tidak efektif," kata Setya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, alasan pemilihan AS sebagai negara tujuan karena teknologi yang dimiliki Negeri Paman Sam itu sudah sangat maju. Sementara, Brasil dipilih karena merupakan negara berkembang yang mengadopsi teknologi dari AS. Setya menyadari bahwa penolakan yang dilakukan masyarakat karena tidak transparannya rencana kegiatan. Ia pun nanti mengusulkan agar rombongan yang pulang dari kedua negara tersebut bisa menggelar jumpa pers untuk menyampaikan hasil kunjungannya.
Baca juga:
Kali Ini, DPR Belajar Antariksa ke Brasil
Komisi VII: Buta, Kami Studi Banding Antariksa ke Brasil
Selain ke Brasil, Komisi VII Studi Banding ke Amerika Serikat