Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minimnya Pemimpin Berkualitas

Kompas.com - 03/12/2012, 10:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang Pemilihan Presiden 2014, Indonesia memiliki dua persoalan mendasar, yaitu minimnya calon pemimpin yang berkualitas dan kurangnya kekritisan pemilih. Karena itu, harus ada gerakan bersama untuk mencari sosok pemimpin berkualitas berdasar kriteria yang jelas.

”Momentum ini harus digunakan sivitas akademika dan lembaga-lembaga sosial untuk membuat gerakan bersama menyadarkan masyarakat agar mereka memilih calon pemimpin berdasarkan kriteria-kriteria tertentu,” ujar pengajar Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, AAGN Ari Dwipayana, Minggu (2/12) di sela Diskusi Publik ”Calon Presiden 2014, Upaya Peningkatan Kualitas Pilihan Pemilih” di Yogyakarta. Hadir pula pembicara lain Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR Hidayat Nur Wahid dan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskridho Ambardi.

Menurut Ari, ada tiga indikator untuk menakar kualitas seorang calon pemimpin. Pertama, memiliki integritas seperti jujur dan bisa dipercaya. Kedua, mampu memimpin, dan ketiga, mau berdiri di atas semua golongan. Untuk sampai pada tiga indikator itu, lembaga-lembaga survei sebaiknya memandu para pemilih.

Menurut Ambardi, meski calon pimpinan populer, yang bersangkutan belum tentu berkualitas. Sebaliknya, calon yang berkualitas juga belum tentu terpilih apabila tidak populer. ”Semua calon pemimpin harus memenuhi dua kriteria, yaitu populer dan berkualitas,” katanya.

Hidayat Nur Wahid yang termasuk lima tokoh teratas hasil survei LSI mengatakan tidak akan menggunakan hasil survei itu untuk mengajukan diri dalam pencalonan presiden 2014. Sebab, keputusan pencalonan kandidat presiden di PKS berada pada kewenangan Majelis Syuro.

Sekjen PPP M Romahurmuziy mengatakan, pilihan opinion leader tidak selalu menggambarkan pilihan publik. Justru pemimpin lokal yang lebih mewakili karena lebih jeli membaca dan lebih didengar masyarakatnya. ”Terlalu pagi untuk menggambarkan 2014. Yang akan bertarung adalah The Last of The Mohicans, yaitu pendekar politik gaek yang sudah berkiprah sejak Orde Baru,” katanya.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia Ahmad Fauzi Ray Rangkuti mengatakan, tingginya popularitas calon alternatif calon presiden di luar parpol mestinya menjadi alasan memperlonggar syarat pencalonan. Jika tidak, kandidat alternatif itu besar kemungkinan tidak mendapat ”perahu” parpol atau gabungan parpol dalam Pilpres 2014. (ABK/DIK/EDN/BIL)

Baca juga:
PPP: 5 Tokoh LSI Bermain di Elit daripada Rakyat
FOTO: Baliho "Rhoma Irama for President"
Rhoma Belum Tentukan Cawapres 2014
Isu SARA Tak Halangi Tekad Rhoma Jadi Capres
Mahfud MD: Belum Ada Partai yang Saya Pilih
Lima Tokoh Paling Berkualitas untuk Capres 2014

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

    Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

    Nasional
    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Nasional
    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Nasional
    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Nasional
    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Nasional
    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Nasional
    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com