Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Bilang Tak Ada Pelatihan Bagi TKI?

Kompas.com - 15/11/2012, 20:48 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada anggapan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dikirim ke berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Taiwan kerap terjerat masalah karena kurangnya pelatihan sebelum berangkat.

Akibat yang paling fatal adalah kendala bahasa yang membuat TKI sulit berkomunikasi dan salah menerjemahkan perintah sehingga berakhir pada tindak kekerasan dari majikan.

Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan (BNP2TKI), Ade Adam Noch, mengatakan bahwa bagi TKI yang legal dan mengikuti prosedur yang ada pasti telah melalui tahap pelatihan dan pembekalan sebelum keberangkatan mengingat pihaknya memang menyediakan program tersebut.

"Tentu ada pelatihannya. Kami tidak mungkin membiarkan mereka begitu saja. Bahkan ada standar pelatihan untuk masing-masing negara," kata Adam, saat Seminar Intenasional  tentang Masalah Migrant Worker Dalam Perspektif Pembangunan Wilayah Regional ASEAN Beserta Implementasinya, di Universitas Esa Unggul, Jakarta, Kamis (15/11/2012).

Ia menjelaskan bahwa untuk masing-masing negara memiliki durasi pelatihan yang berbeda. Umumnya, untuk TKI yang akan diberangkatkan ke Malaysia durasi pelatihannya terbilang lebih singkat dibandingkan dengan TKI yang akan berangkat ke negara lain di Asia.

"Untuk Malaysia memang lebih singkat karena bahasa kita di sini dengan di Malaysia hampir sama sehingga TKI akan lebih mudah beradaptasi," jelas Adam.

Adapun rincian lama pelatihan bagi TKI yang hendak dikirim bekerja adalah sebagai berikut, untuk ke Malaysia harus mencapai 200 jam pelatihan atau setara dengan 20 hari. Sementara untuk Singapura, harus memenuhi 400 jam pelatihan atau 40 hari. Untuk Hongkong dan Taiwan memakan durasi paling lama yaitu 600 jam pelatihan atau 60 hari.

"Hongkong dan Taiwan memang lebih lama karena ada pelatihan bahasa Mandarin baik bahasa Inggris," ungkap Adam.

Ia juga menambahkan bahwa bagi agensi yang tidak menyelenggarakan pelatihan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan tersebut maka akan dikenai sanksi. Pasalnya, pelatihan ini sangat penting untuk menjamin hidup para TKI selama mengadu nasib di negeri orang.

"Tidak cukup hanya regulasi saja. Tapi kita harus menempatkan para tenaga kerja ini sesuai harkat dan martabatnya," tandasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com