Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhoma Irama Menunggu Pinangan Parpol

Kompas.com - 14/11/2012, 20:02 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah Rhoma Irama maju sebagai calon presiden atau capres periode mendatang tidak akan berjalan mulus jika tidak ada partai politik atau parpol yang mengusungnya. Oleh karena itu, Rhoma pun kini membuka komunikasi selebar-lebarnya dengan parpol-parpol yang ada. Kendati tengah mencari dukungan parpol, Rhoma mengaku tidak akan terlalu pro-aktif mendekati pengurus parpol.

"Saya tidak akan pro-aktif karena saya tidak berambisi menjadi presiden. Saya bukan seorang yang mencalonkan diri, saya orang yang dicalonkan," ujar Rhoma, Rabu (14/11/2012), saat dijumpai Kompas.com di Jakarta.

Rhoma mengakui, hubungannya dengan partai-partai saat ini terbilang baik, termasuk dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tempat "Si Raja Dangdut" sempat melakukan kegiatan politiknya. Kedekatan Rhoma dengan PPP pun tidak dibantahnya bisa menjadi salah satu jalan baginya untuk masuk bursa capres 2014.

Rhoma mengaku tidak hanya PPP ataupun parpol Islam saja yang sedang mendekatinya. Namun, parpol-parpol ini masih melakukan operasi senyap dan tidak ingin umbar ke publik. "Kalau parpol belum (resmi), tapi sinyal-sinyalnya sudah ada. Tapi secara konkret belum ada (pernyataan dukungan)," kata Rhoma lagi.

Kendati belum ada parpol yang secara resmi mengusungnya, Rhoma tetap optimistis. Pelantun lagu "Bujangan" itu mengaku modalnya untuk maju dipinang parpol cukup kuat dengan berbekal hubungan baik dengan para petinggi parpol. Rhoma tidak mengecilkan peluang dengan hanya menerima pinangan partai bernapaskan Islam. Ia juga membuka pintu lebar bagi partai berhaluan nasional yang memiliki visi dan misi yang sama dengannya.

"Buat saya, kendaraan parpol hanya formalitas yang harus dipenuhi sebagai capres. Bagi saya, apa pun partainya, selama punya komitmen yang sama, nasionalis atau Islam," kata Rhoma.

Sebelumnya, para ulama yang tergabung dalam Wasilah Silaturahim Asatidz Tokoh dan Ulama (Wasiat Ulama) mendaulat Rhoma Irama sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2014. Dukungan tersebut diklaim merupakan hasil kesepakatan satu juta anggota Wasiat Ulama di seluruh Indonesia.

"Wasiat Ulama melihat sosok Rhoma Irama pantas dicalonkan menjadi RI-1 periode 2014-2019. Kami menyatakan dukungan sepenuhnya kepada beliau," kata Ketua Umum DPP Wasiat Ulama Fachrurozy Ishaq dalam acara pendeklarasian dukungan di Kantor Sekretariat Wasiat Ulama, Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (8/11/2012).

Menurut Fachrurozy, sosialisasi mendukung "Raja Dangdut" menjadi calon presiden telah dilakukan selama satu bulan terakhir. Sosialisasi itu diberikan kepada sekitar satu juta anggota Wasiat Ulama di Indonesia. Ia mengatakan, salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan kepada anggotanya adalah menggunakan metode ceramah. Menurutnya, sosialisasi itu telah mendapatkan respons positif dari para anggota.

"Kita ceramah di mana-mana keliling Indonesia. Kita selipkan itu, bagaimana kondisi Indonesia dan bagaimana kondisi umat Muslim, dan mereka setuju," katanya.

Dalam acara yang dihadiri struktur organisasi Wasiat Ulama seluruh Indonesia itu, Fachrurozy menegaskan bahwa Wasiat Ulama memiliki cita-cita akan terbentuknya negara yang adil dan makmur. Cita-cita itu dianggap hanya bisa terwujud apabila Indonesia dipimpin oleh sosok yang beriman kepada Allah, berakhlak, berwawasan luas, dan mempunyai keinginan kuat menyempurnakan Indonesia. Ia mencontohkan beberapa tokoh nasional yang memperjuangkan negara, umat Islam pada khususnya, yaitu Imam Bonjol, Teuku Umar, Soekarno, dan Bung Tomo.

"Semua itu bukti bahwa umat Islam Indonesia sangat cinta terhadap NKRI dan mencanangkan negara adil-makmur," ujarnya.

Sebelum acara deklarasi yang berlangsung sekitar satu jam itu, Wasiat Ulama telah memberitahukan kepada Rhoma mengenai dukungan tersebut. Menurut Fachrurozy, pemimpin grup musik Soneta Group itu tidak keberatan atas deklarasi dukungan terhadap dirinya untuk maju dalam bursa capres RI 2014.

Baca juga:
Jokowi: Saya Dukung Penuh Pencapresan Rhoma
Ridho Rhoma: "Ter-la-lu", kalau Papa Menolak Lagi
Ruhut: Rhoma "Nyapres", Inul Juga Bisa!
Rhoma Irama: Saya Dinilai Mampu Persatukan Umat Islam

Berita terkait wacana pencapresan Rhoma bisa diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

    Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

    [POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

    Nasional
    Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

    Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

    Nasional
    Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

    Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

    Nasional
    Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

    Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

    Nasional
    4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

    4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

    Nasional
    Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

    Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

    Nasional
    Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

    Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

    Nasional
    Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

    Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

    Nasional
    Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

    Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

    Nasional
    Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

    Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

    Nasional
    Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

    Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

    Nasional
    Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi 'Cawe-cawe' di Pilkada 2024

    Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi "Cawe-cawe" di Pilkada 2024

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

    KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com