Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Pilih Serigala, Buaya, atau Ular Berbisa

Kompas.com - 12/11/2012, 11:32 WIB

KOMPAS.com — Sekitar 30 menit, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menggulirkan pemikiran sekaligus keresahannya yang ”menelanjangi” elite politik dalam pidato kebudayaan berjudul "Mengembalikan Daulat Rakyat Demokrasi Kita” di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Sabtu (10/11/2012) malam. Tanpa kehadiran tokoh elite politik, acara Hari Ulang Tahun Ke-44 TIM diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta bekerja sama dengan Badan Pengelola Pusat Kesenian Jakarta TIM.

Mahfud menyitir gagasan tentang demokrasi dari tokoh-tokoh bangsa, seperti HOS Tjokroaminoto, Tan Malaka, Sjahrir, serta Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Demokrasi itu, meski kelihatan beragam, jika dicermati, pada dasarnya menyimpulkan gagasan yang sama, yakni demokrasi haruslah memperjuangkan keseimbangan pencapaian kebebasan, kesetaraan, keadilan, dan persaudaraan dalam semangat permusyawaratan.

Dari latar belakang historis itu, model demokrasi kita jelas berangkat dari karakter luhur bangsa yang menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong.

”Celakanya lagi, sekarang banyak (elite politik) yang saling memaki dan bertengkar di depan publik seakan-akan memperjuangkan aspirasi politik rakyat, tetapi secara diam-diam bersalaman di bawah meja atau di hotel mewah untuk merampok hak rakyat,” ujar Mahfud disambut tepuk tangan hadirin.

Karena apes

Di pemerintahan, kata Mahfud, oligarki melibatkan pemilik kekuasaan politik yang disokong pemilik uang. Dalam banyak kasus perizinan usaha pertambangan atau perkebunan di daerah, kebijakan kepala daerah sering ditentukan bukan demi kesejahteraan rakyat, melainkan dibuat atas kendali transaksional dengan ”pengusaha hitam”.

Beredar cerita, seorang bupati tertangkap menerima suap dari pengusaha. ”Lalu, bupati-bupati lain bercerita kepada saya dan mengatakan, ’Pak, itu bukan karena pemberantasan korupsi, itu karena apes saja. Mengapa apes? Karena semua sekarang melakukan (penyuapan). Hanya dia yang kebetulan tertangkap’,” ujar Mahfud menceritakan omongan bupati yang tidak disebutkan namanya.

"Demokrasi kita sedang becek digenangi korupsi karena selalu ada saja akal cerdik untuk menyimpangi aturan,” sebut Mahfud.

Rakyat sendiri dilematis dalam berpolitik. ”Kalau memilih wakil rakyat, yang muncul adalah buaya, tetapi kalau tidak memilih, yang muncul adalah serigala. Sebab, pilihannya hanya buaya, serigala, atau ular berbisa,” ujar Mahfud. (Stefanus Osa)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muhadjir: Pelaku Judi 'Online' Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Muhadjir: Pelaku Judi "Online" Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Nasional
Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Nasional
Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Nasional
Golkar Jagokan Putri Akbar Tanjung, Sekar Krisnauli, di Pilkada Solo

Golkar Jagokan Putri Akbar Tanjung, Sekar Krisnauli, di Pilkada Solo

Nasional
Tinjau Proyek Pengendalian Banjir di Semarang, Jokowi: Minimal Bisa Menahan Rob Selama 30 Tahun

Tinjau Proyek Pengendalian Banjir di Semarang, Jokowi: Minimal Bisa Menahan Rob Selama 30 Tahun

Nasional
Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Nasional
DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

Nasional
Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Nasional
Korban Judi 'Online' Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Korban Judi "Online" Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Nasional
Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Nasional
Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Nasional
Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Nasional
Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Nasional
Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Nasional
Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com