Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Miliaran, Seberapa Rusak Ruang Kerja dan Toilet DPR?

Kompas.com - 07/11/2012, 09:18 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang akhir tahun, Dewan Perwakilan Rakyat kembali "mempercantik diri". Sekretariat Jenderal DPR pun sudah menganggarkan Rp 6,2 miliar untuk renovasi ruang kerja dan Rp 1,4 miliar untuk perbaikan toilet. Anggaran yang cukup besar ini disebut-sebut sebagai tindak lanjut dari keluhan anggota DPR selama ini.

Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Sekretariat Jenderal DPR Erry S Achyar mengatakan, ada 192 ruang kerja dan 197 toilet di gedung Nusantara I yang akan diperbaiki dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Ia menjelaskan bahwa hampir sebagian besar toilet di gedung Nusantara I rusak. Di gedung itu, setidaknya ada 220 toilet yang sebagian besar terletak di sekretariat fraksi-fraksi yang tersebar mulai dari lantai 1 hingga lantai 23. Seberapa rusakkah kondisi toilet dan ruang kerja anggota Dewan?

Saat Kompas.com menelusuri beberapa lantai di gedung Nusantara I, kondisi toilet nyatanya masih sangat layak dipakai. Di lantai dasar gedung ini, misalnya, toilet yang terletak di samping ruang rapat komisi sudah sangat modern dengan interior dalam yang didominasi dengan konsep minimalis dengan pintu kaca. Sementara toilet di ruang-ruang fraksi, meski interiornya terkesan kuno, tetapi masih bersih dan layak dipakai.

Misalnya saja di toilet ruang Fraksi Partai Golkar yang ada di empat sudut. Toilet di tempat ini terbilang rapi dan bersih. Semua fungsi alat di toilet ini, seperti keran wastafel, selang, dan flush, masih berfungsi dengan baik. Salah seorang petugas kebersihan pun tampak tengah menyikat toilet pada Selasa (6/11/2012) sore.

Saat ditanyakan ke petugas itu soal toilet yang rusak di Fraksi Golkar, petugas kebersihan itu mengatakan, semua toilet yang ada di fraksi pohon beringin ini dalam keadaan baik. "Enggak ada yang rusak, Mbak. Coba saja diperiksa satu-satu," ujar petugas itu. Ia melanjutkan bahwa kondisi toilet di gedung Nusantara I terbilang masih bagus. Petugas ini pun menilai kondisi toilet yang banyak rusak justru ada di gedung Nusantara II dan Nusantara III.

Kondisi toilet yang masih layak pakai juga ditemui saat Kompas.com memeriksa ke kantor Fraksi PDI-Perjuangan di lantai 5, 7, dan 8, serta kantor Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang terletak di lantai 15. Kerusakan kecil terjadi di toilet kantor Fraksi Partai Demokrat. Di salah satu toiletnya, terlihat tempat untuk menyangkutkan kepala selang WC lepas dari tempatnya semula sehingga selang WC itu diletakkan begitu saja di atas tempat sampah. Selebihnya, tidak ada kerusakan apa pun di toilet ini.

Sementara itu, kondisi ruang kerja anggota Dewan memang terbilang sederhana. Ruang kerja anggota Dewan terletak di kantor-kantor fraksi partai. Meski terkesan kuno, kondisi beberapa ruangan yang ditelusuri Kompas.com masih dalam kondisi prima. Misalnya saja di ruang Ketua Badan Kehormatan M Prakosa yang juga merupakan politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan. Ruangan Prakosa hanya terdiri dari dua ruang. Ruang pertama di depannya diisi oleh dua orang stafnya. Sementara di bagian dalam adalah ruang Prakosa yang disekat dengan dinding dan pintu.

Ruangan itu berukuran sekitar 5 x 3 meter. Di dalam ruangan Prakosa hanya ada sofa untuk diduduki enam orang, dan sebuah meja kerja beserta kursinya. Tidak ada furnitur mewah di dalamnya. Kondisi karpet, langit-langit, dan jendela yang konon katanya banyak yang rusak pun masih terbilang baik.

Hal yang sama juga terjadi di ruang Usman Ja'far. Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan ini juga menempati bentuk ruangan yang serupa dengan Prakosa. Hanya saja, sofa di ruangan Usman cuma bisa diduduki empat orang. Penerangan di ruang Usman pun terbilang baik, demikian juga dengan kondisi langit-langit, lantai, jendela, serta pintu ruangan ini.

Erry sebelumnya sempat menjelaskan bahwa pihaknya kerap mendapat keluhan anggota Dewan akan ruang kerja dan toilet yang kondisinya tidak lagi prima. Ia mencontohkan, anggaran renovasi itu digunakan untuk mengganti keramik dengan parquet. "Lalu ada pergantian interior, wallpaper yang diganti karena ada kebocoran air atau dindingnya yang sudah rusak karena terkena matahari, lalu pergantian partisi," ujarnya. Namun, dari beberapa contoh yang ditemui Kompas.com di tujuh lantai, kerusakan parah tidak ditemui.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com