Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Dirut PLN : Tak Ada Pengaturan Proyek PLTU

Kompas.com - 17/10/2012, 22:17 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN), Eddie Widiono mengatakan tidak ada pengaturan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tarahan, Lampung, yang dilakukan oleh anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Emir Moeis. Hal tersebut diucapkan Eddie seusai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai saksi untuk Emir Moeis yang menjadi tersangka kasus dugaan penerimaan suap proyek PLTU tersebut.

"Tidak ada pengaturan proyek," kata Eddie singkat di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (17/10/2012).

Namun Eddie tidak menjelaskan lebih jauh seputar materi pemeriksaannya hari ini. Terpidana kasus korupsi proyek outsourcing Customer Information System Rencana Induk Sistem Informasi (CIS-RISI) di PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Tangerang itu langsung masuk ke mobil tahanan yang membawanya kembali ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.

Pengacara Eddie, Maqdir Ismail, sebelumnya mengatakan bahwa kliennya tidak terlibat dalam kasus PLTU Tarahan 2004 ini. Meskipun saat itu Eddie menjabat Dirut PT PLN, Maqdir mengatakan, jajaran direksi tidak terkait dengan pengadaan proyek yang kini diusut KPK tersebut.

Pengadaan proyek PLTU Tarahan, menurut Maqdir, berada di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Jadi PT PLN hampir tidak tahu," kata Maqdir.

Saat itu, katanya, pemerintah melalui Kementerian ESDM hanya meminta bantuan manajer umum PT PLN di wilayah untuk memimpin proyek ini. Pemerintah menunjuk manajer umum dan bendahara PLN proyek Sumatera bagian Selatan untuk menjadi pimpinan proyek.

"Nama-nama mereka masuk dalam nota keuangan APBN," ujarnya.

Bagi KPK, keterangan Eddie ini penting dalam melakukan penyidikan kasus dugaan penerimaan suap oleh Emir Moies. Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto beberapa waktu lalu mengatakan bahwa kasus dugaan korupsi PLTU merupakan pengembangan kasus CIS-RIS yang melibatkan Eddie. Informasinya, permainan dalam kasus PLTU Tarahan ini tidak terlepas dari kedekatan Emir dengan Eddie Widiono.

Meskipun membantah menerima suap, Emir Moeis mengakui pertemanannya dengan Eddie. "Eddie Widiono memang teman saya, tapi soal PLTU Tarahan, saya tidak pernah bicara dengan dia," ujar Emir.

Terkait hubungan kedekatan ini, Maqdir juga mengakui kalau kliennya berteman dengan Emir. "Iya mereka teman, tetapi berteman saja tidak membuktikan bahwa ada hanky-panky," katanya. Adapun Emir Moeis yang menjadi tersangka dalam kasus dugaan penerimaan suap ini belum juga ditahan KPK sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 20 Juli lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Nasional
    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Nasional
    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Nasional
    'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

    "Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

    Nasional
    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Nasional
    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    Nasional
    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Nasional
    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com