Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Ogah Diprediksi Kalah dari Nasdem

Kompas.com - 14/10/2012, 22:07 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) merasa gerah dengan hasil survei Saiful Mujani Research Center yang menyebutkan bahwa Partai Nasdem akan merajai pertarungan partai papan tengah dalam pemilihan umum (Pemilu) 2014.

Menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research Center, Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi DPP PAN, Bima Arya Sugiarto menilai terlalu dini menyimpulkan Partai Nasdem bakal mengalahkan partainya.

"Pada intinya terlalu cepat untuk mengatakan Nasdem merajai papan tengah, PAN kalah dengan Nasdem. Kalau untuk di papan tengah, terlalu cepat," kata Bima dalam acara Rilis Survei Nasional dan Diskusi bertajuk Kecenderungan Swing Voter Pemilih Partai Menjelang Pemilu 2014 yang digelar Saiful Mujani Research Center di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Minggu (14/10/2012).

Hasil survei tersebut memprediksi perolehan suara Partai Nasdem akan mengejutkan sebagai partai baru. Partai Nasdem diprediksi berada di peringkat keempat setelah Partai Demokrat dengan persentase responden pemilih empat persen, sementara PAN, dikatakan berada di posisi sembilan dengan dua persen responden yang memilih.

Partai besutan pengusaha media, Surya Paloh itu disebut dalam hasil survei sebagai partai baru yang berpotensi paling kuat setidaknya di antara partai-partai papan tengah.

Survei tersebut dilakukan melalui wawancana tatap muka pada 5-16 September 2012 terhadap 1.219 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap responden diajukan pertanyaan terbuka (top of mind), mengenai partai mana atau calon dari partai mana yang akan dipilih jika Pemilu diadakan sekarang.

Menurut Bima, ada dua hal yang penting dalam merebut suara pada Pemilu 2014. Pertama, pertarungan opini melalui media dan kedua adalah ketersediaan figur yang berpengaruh.

Diakui Bima, Partai Nasdem memang cukup dapat membangun isu dengan mengedepankan moto restorasi Indonesia. Namun, lanjut dia, "Mari kita lihat, apakah Partai Nasdem kaya figur?"

Bima berpendapat, percuma jika pandai memproduksi isu namun tidak memiliki figur kader yang kuat. Dia juga menyinggung bagaimana Partai Nasdem memperoleh simpati masyarakat dengan menguasai media.

"Harus dihitung playing field (arena bermain) itu sama semua, rata, fair, termasuk medianya. Kalau medianya tidak fair, enak juga yang di Nasdem," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com