JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) merasa gerah dengan hasil survei Saiful Mujani Research Center yang menyebutkan bahwa Partai Nasdem akan merajai pertarungan partai papan tengah dalam pemilihan umum (Pemilu) 2014.
Menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research Center, Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi DPP PAN, Bima Arya Sugiarto menilai terlalu dini menyimpulkan Partai Nasdem bakal mengalahkan partainya.
"Pada intinya terlalu cepat untuk mengatakan Nasdem merajai papan tengah, PAN kalah dengan Nasdem. Kalau untuk di papan tengah, terlalu cepat," kata Bima dalam acara Rilis Survei Nasional dan Diskusi bertajuk Kecenderungan Swing Voter Pemilih Partai Menjelang Pemilu 2014 yang digelar Saiful Mujani Research Center di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Minggu (14/10/2012).
Hasil survei tersebut memprediksi perolehan suara Partai Nasdem akan mengejutkan sebagai partai baru. Partai Nasdem diprediksi berada di peringkat keempat setelah Partai Demokrat dengan persentase responden pemilih empat persen, sementara PAN, dikatakan berada di posisi sembilan dengan dua persen responden yang memilih.
Partai besutan pengusaha media, Surya Paloh itu disebut dalam hasil survei sebagai partai baru yang berpotensi paling kuat setidaknya di antara partai-partai papan tengah.
Survei tersebut dilakukan melalui wawancana tatap muka pada 5-16 September 2012 terhadap 1.219 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap responden diajukan pertanyaan terbuka (top of mind), mengenai partai mana atau calon dari partai mana yang akan dipilih jika Pemilu diadakan sekarang.
Menurut Bima, ada dua hal yang penting dalam merebut suara pada Pemilu 2014. Pertama, pertarungan opini melalui media dan kedua adalah ketersediaan figur yang berpengaruh.
Diakui Bima, Partai Nasdem memang cukup dapat membangun isu dengan mengedepankan moto restorasi Indonesia. Namun, lanjut dia, "Mari kita lihat, apakah Partai Nasdem kaya figur?"
Bima berpendapat, percuma jika pandai memproduksi isu namun tidak memiliki figur kader yang kuat. Dia juga menyinggung bagaimana Partai Nasdem memperoleh simpati masyarakat dengan menguasai media.
"Harus dihitung playing field (arena bermain) itu sama semua, rata, fair, termasuk medianya. Kalau medianya tidak fair, enak juga yang di Nasdem," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.