Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Desakan kepada Presiden SBY

Kompas.com - 08/10/2012, 19:12 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Pembela Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendesak dua hal penting yang harus dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kekisruhan "perang kekuatan" KPK dan Polri tidak boleh menghambat proses pemberantasan korupsi, terutama kasus simulator surat izin mengemudi (SIM) di Korlantas Polri yang kini sedang ditangani KPK.

Koordinator Kontras Haris Azhar, yang juga salah satu tim Pembela KPK di Jakarta, Senin (8/10/2012), mengatakan, "Pertama, kami mendesak SBY segera membentuk tim independen untuk menyelidiki proses kriminalisasi terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.

Hal itu penting dilakukan untuk menghindari bias dan ketidakobyektifan Polri, mengingat kasus ini dilatarbelakangi konflik Polri atas penyidikan KPK dalam kasus alat simulator SIM, dan keterlibatan Novel Baswedan sebagai koordinator satuan petugas penyidikan kasus tersebut.

Tim Pembela KPK mengusulkan agar tim diisi oleh 5-7 orang yang independen, seperti ahli hukum, anggota Komnas HAM, dan ombudsman. Tugas mereka membuat gambaran masalah sekitar penarikan staf Polri di KPK, dan tindakan hukum yang akan dilakukan Polri terhadap Novel atau staf lainnya yang berasal dari Polri. Masa kerja bisa selama 2-3 bulan.

Tim ini diharapkan bisa bertemu dengan para pihak yang kompeten dalam masalah-masalah tersebut. Hasil kerja diserahkan kepada Presiden untuk selanjutnya Presiden dalam waktu secepat-cepatnya membuat keputusan.

Kedua, Tim Pembela KPK sudah mempunyai fakta dan bukti yang kuat berkaitan dengan kriminalisasi ini. Karena itulah, seluruh fakta dan bukti ini akan disampaikan kepada Tim Independen yang dibentuk Presiden.   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Nasional
    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Nasional
    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    Nasional
    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    Nasional
    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Nasional
    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    Nasional
    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    Nasional
    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Nasional
    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nasional
    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Nasional
    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com