JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM), Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo berjanji akan memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi selanjutnya. Djoko mengaku mematuhi aturan hukum.
"Saya hari ini menjalankan proses hukum, maka itu kami mematuhi aturan hukum. Maka kami mengikuti proses hukum berikutnya," kata Djoko di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (5/10/2012) seusai diperiksa sebagai tersangka selama kurang lebih delapan jam. Selebihnya, Djoko tidak berkomentar, termasuk ketika ditanya soal materi pemeriksaannya hari ini.
KPK pertama kali memeriksa Djoko hari ini setelah pada Jumat pekan lalu, Djoko tidak hadir dalam panggilan pemeriksaan KPK. Belum diketahui kapan KPK akan kembali menjadwalkan pemeriksaan Djoko sebagai tersangka.
Dalam kasus ini, -KPK menetapkan Djoko sebagai tersangka bersama tiga orang lainnya, yakni Wakil Kepala Korlantas Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo serta Direktur PT CMMA Budi Susanto, dan Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI) Sukotjo S Bambang. Didik, Budi, maupun Sukotjo juga menjadi tersangka di Kepolisian.
Adapun kerugian negara dalam proyek pengadaan simulator roda dua dan roda empat ini mencapai Rp 100 miliar. Selain itu, Djoko juga diduga menerima suap miliaran rupiah dari Budi Susanto terkait proyek senilai Rp 198,6 miliar tersebut.
Hari ini KPK tidak menahan Djoko. Ketua KPK, Abraham Samad di Makassar memastikan tidak akan menahan Djoko hari ini. Hal itu dikarenakan Abraham tidak dapat menandatangani surat penahanan Djoko karena sedang berada di Makassar, mengikuti pemakaman kakak iparnya. Menurut Abraham, surat penahanan harus ditandatangani paling tidak tiga pimpinan KPK.
Namun di kantor KPK hari ini hanya ada pimpinan KPK, Busyro Muqoddas dan Zulkarnain. "Saya ada di Makassar, Pak Bambang berada di Samarinda, Adnan Pandu di Malaysia. Jadi yang ada di Jakarta hanya Pak Muqoddas dan Zulkarnain.
Jelas tidak bisa dilakukan penahanan hari ini, karena syaratnya minimal ada tiga pimpinan KPK. Kalau ke depannya, saya belum tahu kapan dijadwalkan," ujar Abraham siang tadi.
Berita terkait kasus ini dapat diikuti dalam topik "Dugaan Korupsi Korlantas Polri"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.