Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teroris Ingin Jadikan Solo Seperti Poso dan Ambon

Kompas.com - 06/09/2012, 17:14 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok terorisme di Solo ingin menjadikan ketenteraman Kota Solo terpecah belah seperti Poso, Sulawasi Tengah dan Ambon. Hal itu diungkapkan terduga teroris, Bayu Setiono (22), dalam video berdurasi sekitar 12 menit yang diputar di Mabes Polri, Kamis (6/9/2012).

"Kami ingin membuat pecah Solo seperti Ambon atau Poso. Di situ pula bisa tegaknya syariah Islam, khilafah Islamiah Indonesia," ucap Bayu dalam video tersebut.

Untuk memecah belah persatuan Kota Solo, mereka melakukan teror terhadap anggota kepolisian. Teror tersebut telah direncanakan sedemikian rupa, termasuk membunuh anggota kepolisian.

Kelompok mereka pun terinspirasi pada sebuah buku karangan Abdurahman, yang berisi perintah untuk membunuh Polisi. Bayu mengatakan, aparat kepolisian dianggap musuh besar para teroris.

"Target-target kami adalah aparat thaghut, aparat polisi itu direncanakan sudah bertahun-tahun. Di situlah kami membuat pecah Solo dan membuat aparat-aparat thaghut ketakutan," ungkapnya.

Sebelum meneror kepolisian, mereka berencana merampok sebuah toko emas di Pasar Klewer, Solo. Namun aksi itu gagal dilakukan, sebab terlihat beberapa anggota kepolisian yang berjaga di sekitar.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bayu bersama Farhan, Firman, dan Muchsin diduga kuat terlibat tiga aksi teror terhadap kepolisian di Solo. Pertama, aksi penembakan di Pospam Simpang Gemblengan pada Jumat (17/8/2012). Kedua, di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8/2012). Kemudian yang terjadi di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman Serengan, Solo, Kamis (30/8/2012), yang menewaskan seorang anggota kepolisian Bripka Dwi Data Subekti.

Densus 88 kemudian membekuk Bayu dalam keadaan hidup di kediaman mertuanya, Wiji, di Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012) malam. Sementara dua terduga lainnya, yakni Farhan dan Muchsin, tewas dalam pernyergapan oleh Densus 88 di Jl Veteran, Solo, di hari yang sama. Sementara Firman baru ditangkap di Depok, Rabu (5/9/2012) kemarin. Hingga kini kepolisian masih mengejar pelaku lainnya dalam teror di Solo tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

    Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

    Nasional
    Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

    Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

    Nasional
    Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

    Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

    Nasional
    Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

    Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

    Nasional
    Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

    Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

    Nasional
    Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

    Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

    Nasional
    DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

    DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

    Nasional
    Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

    Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

    Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

    Nasional
    Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

    Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

    Nasional
    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

    Nasional
    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

    Nasional
    DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

    DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

    Nasional
    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Nasional
    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com