Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkeu: Anggaran Gedung KPK Rp 61 M Diblokir DPR

Kompas.com - 30/08/2012, 19:07 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan, anggaran gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi hingga saat ini masih diblokir oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Rp 61 miliar pengadaan gedung KPK masih diblokir oleh DPR atau masih harus memerlukan persetujuan dari pihak DPR," ujar Any di kantor Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pembangunan Pembangunan (UKP4), Jakarta, Kamis (30/8/2012).

Kendati demikian, Any menjelaskan, bukan hanya pencairan dana gedung KPK saja, melainkan ada anggaran belanja kementerian ataupun lembaga pemerintah yang juga mengalami hal serupa. Bukan hanya DPR yang dapat memblokir anggaran, akan tapi Kementerian Keuangan pun berhak melakukan demikian. Bahkan porsinya lebih besar ketimbang DPR.

Setidaknya per 29 Juli 2012 , ada 0,2 persen dari total anggaran kementerian/lembaga yang masih diblokir DPR dan 6 persennya dari Kementerian Keuangan dari total Rp 1.200 triliun yang dianggarkan di APBN. Dengan kata lain, pengadaan gedung baru KPK masih memerlukan pembahasan lebih lanjut dengan DPR sehingga menjadi bagian yang 0,2 persen tersebut.

Ada beberapa persyaratan yang menurutnya, anggaran kementerian maupun lembaga bisa diblokir oleh pihak Kemenkeu, yakni Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN), kurangnya dokumen penting pendukung saat pengajuan anggaran, memerlukan dasar hukum dan justifikasi, dan sisa dana belum diterapkan penggunaannya dari hasil lelang.

"Dari total APBN Rp 1.200 triliun, sebesar enam persen masih diblokir oleh Kemenkeu. Itu disebabkan PHLN yang belum aktif sebanyak Rp 15,6 triliun, kurangnya dokumen penting Rp 11,3 trilun, memerlukan dasar hukum dan justifikasi Rp 2,78 triliun, dan sisa dana belum diterapkan penggunaannya Rp 0,5 triliun," jelasnya.

Namun, Any pun belum bisa memastikan apakah penyebab diblokirnya anggaran gedung KPK tersebut oleh DPR hingga kini seperti halnya prasyarat yang ada Kemenkeu. "Saya tidak berkompeten. Silahkan tanya ke DPR," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

    Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

    Nasional
    Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

    Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

    Nasional
    Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

    Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

    Nasional
    Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

    Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

    Nasional
    Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

    Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

    Nasional
    Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

    Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

    Nasional
    Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

    Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

    Nasional
    Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

    Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

    Nasional
    Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

    Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

    Nasional
    Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

    Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

    Nasional
    KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

    KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

    Nasional
    Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

    Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

    Nasional
    100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

    100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

    Nasional
    KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

    KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

    Nasional
    Tata Kelola Makan Siang Gratis

    Tata Kelola Makan Siang Gratis

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com