Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tak Cukup Personel Cegah Kerusuhan Sampang

Kompas.com - 30/08/2012, 10:46 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian membantah pihaknya tidak mengupayakan pencegahan terhadap kerusuhan yang terjadi di Sampang, Madura beberapa waktu lalu. Kepolisian mengaku telah berada di lokasi kejadian untuk mengamankan, namun ternyata personel kepolisian tak sebanding dengan masyarakat.

Polri pun tak merasa kecolongan terhadap peristiwa itu karena telah menempatkan anggotanya. "Pada saat kejadian anggota kita ada di tempat. Personel kita tidak sebanding dengan massa. Kita tidak bisa melakukan upaya pencegahan, istilah kecolongan sudah tidak ada. Di situ masyarakat tidak menghargai aparat, kita juga jadi korban ini," terang Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Komisaris Besar Agus Rianto, di Jakarta, Rabu (29/8/2012).

Saat ini kepolisian pun melakuan upaya pendekatan pada masyarakat. Kekuatan personel di lokasi tengah dipertimbangkan. Secara bertahap Polri juga tengah bersiap diri untuk menambah personel.

"Makanya Bapak Presiden bilang Polri akan ditambah 15 sampai 20 ribu personel untuk bisa mencegah terjadi gangguan kamtibnas. Sudah dilanjuti Polri dengan mendidik 5 ribu anggota tahun depan. Akan bertahap. Kita berharap kedepan kondisi ideal bisa sesuai standar internasional, ini kan berproses," ujar Agus.

Dalam kasus yang menewaskan dua warga sampang ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengkritik intelijen Polri yang lemah. Agus beranggapan kritik tersebut justru menjadi motivasi Polri. "Kami kepolisian akan bekerja lebih baik. Polisi buka diri, siap dikoreksi dan dikritik. Kita harap seluruh masyarakat berikan masukan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

    Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

    Nasional
    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Nasional
    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Nasional
    Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

    Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

    Nasional
    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com