JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Izedrik Emir Moeis membantah dirinya menikmati sebagian hasil suap dari PT Alstom Indonesia untuk membayar jasa hiburan khusus laki-laki dewasa di Paris, Perancis. Emir mengaku tak pernah menerima suap dari PT Alstom dan tak pernah menikmati jasa hiburan di Paris.
"Bohong itu. Itu satu statmen yang salah," kata Emir di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin ( 30/7/2012 ), ketika ditanya soal data yang terlacak bahwa sebagian uang suap digunakan untuk membayar jasa hiburan khusus laki-laki dewasa.
Emir mengakui dirinya pernah ke Paris setelah dari Amerika Serikat. Awalnya, pria yang pernah menjadi dosen itu mengaku hendak ke Sorbonne University untuk menemui beberapa profesor. Di sana, menurut dia, pihak Alstom lalu mengajak makan malam.
"Dia (pihak Alstom) tahu saya disitu, dia telpon. Saya sendirian diajakin makan malam. Dia datang juga dengan istrinya loh, ngga dengan siapa-siapa. Habis makan itu ada performance, ada tarian, ada nyayian. Tapi memang itu restoran yang paling istimewa dan internasional. Ngga ada hiburan khusus laki-laki. Uang 300.000 dollar AS habis hiburan sama siapa emangnya," kata Ketua Komisi XI DPR itu.
Ketika ditanya dalam rangka apa pertemuan itu? Menurut Emir, pihak Alstom ingin menunjukkan bahwa perusahaannya adalah perusahaan bonafide. Saat itu, Emir menjabat Wakil Ketua Komisi DPR bidang energi (dulu Komisi VIII).
Apakah dalam rangka tender?,"Ngga. Ngga ngerti aku soal tender, terlalu detail," jawab Emir.
Selain bertemu sekali di Paris, Emir mengaku juga pernah bertemu sekali lagi dengan pihak Alstom di Jakarta. Menurut dia, pertemuan dengan pihak perusahaan asing biasa dia lakukan. "Kalau asing selalu datang pasti. Mereka mau bilang perusahaannya hebat dan bonafide," kata Emir.
Emir telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tarahan, Lampung, tahun 2004 . Dia diduga menerima suap dari PT Alstom Indonesia senilai 300.000 dollar AS. Hingga saat ini, Emir belum diperiksa KPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.