Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega Nilai Kebijakan Pemerintah Soal Kedelai Terlalu Instan

Kompas.com - 27/07/2012, 22:36 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menilai pemerintah melakukan kebijakan instan terkait masalah kedelai. Kebijakan pangan, menurut Megawati, seharusnya berorientasi pada ketahanan pangan, bukan pilihan reaktif setelah timbul masalah.

"Sebetulnya sudah sejak lama pemerintah harus mengantisipasi masalah ini. Bukan hanya masalah kedelai, tapi politik pangan secara umum," kata Megawati seusai acara Buka Puasa Bersama di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (27/7/2012).

Menurut Mega, bila politik pangan diseriusi, pemerintah seharusnya tidak perlu perlu lagi mengambil kebijakan reaktif saat terjadi masalah pangan.

Kebijakan membuka keran impor kedelai yang ditempuh pemerintah untuk menyelesaikan masalah kelangkaan kedelai, dalam pandangan Mega, merupakan salah satu bentuk langkah reaktif yang instan.

"Kok jadi reaktif, jadi instan (membuka impor), itu tidak mencari akar permasalahan yang sebenarnya," tandas Mega yang didampingi putrinya Puan Maharani dan Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo.

Mega juga mengaku heran dengan tinggginya angka impor Indonesia. Apalagi, negara pengekspor kedua terbesar bagi Indonesia adalah Malaysia.

Ia menyatakan hal ini membuktikan Indonesia sudah jauh tertinggal dalam politik pangan. Limbungnya ketahanan pangan Indonesia tak lepas dari formula kebebasan impor yang diterapkan pemerintah saat ini.

Mega menyatakan sudah berkali-kali mengingatkan agar tidak terikat pada impor karena negara importir bisa saja mengalami gangguan dan menyetop impornya.

"Kalau itu datangnya dari luar, suatu saat negara asal yang mendatangkan ada masalah dan membutuhkan karena harus bertahan, dia tidak akan membuang (ekspor) ke negara lain," lanjut Mega.

Ia berharap, pemerintahan SBY mencontohi apa yang telah dilakukan saat memerintah, yaitu membangun industri pangan nasional dan tidak terlalu longgar dalam kebijakan impor produk pangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com