Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Peringatan SBY Hanya Gertakan

Kompas.com - 23/07/2012, 12:23 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peringatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada para menteri yang terlalu sibuk mengurusi partai agar mundur dari kabinet dinilai tidak akan memberi efek positif bagi kinerja pemerintah hingga tahun 2014. Sikap kepemimpinan SBY dinilai lemah sehingga dimanfaatkan oleh parpol koalisi untuk tidak tunduk pada keputusan atau peringatan Presiden.

"Itu hanya gertakan saja dan bukan sinyal mau diadakan reshuffel dalam waktu dekat. SBY tidak mau ada turbulensi di fase landing kekuasaannya. Tipikal SBY juga tidak akan mengambil pola antagonistik dengan partai-partai," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan Universitas Paramadina, Gun Gun Heryanto, Senin (23/7/2012).

Gun Gun menjelaskan, lemahnya kepemimpinan Presiden Yudhoyono terlihat dari tidak adanya tindakan tegas kepada para menterinya yang tidak cakap bekerja atau kepada parpol koalisi yang membandel. Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) sebetulnya telah menyatakan bahwa kurang dari 50 persen instruksi presiden dijalankan oleh para menterinya pada 2011, tetapi para menteri itu tetap dipertahankan. Presiden juga dianggap tidak tegas karena tetap mempertahanakn Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam koalisi pemerintah meskipun PKS telah berbeda sikap dalam pengambilan keputusan mengenai bahan bakar minyak bersubsidi dalam Rapat Paripurna DPR.

Gun Gun menambahkan, Presiden Yudhoyono juga tak memberi teladan kepada jajarannya sebelum melontarkan peringatan itu. Hingga saat ini, Presiden masih menjabat Ketua Dewan Pembina, Ketua Majelis Tinggi, dan Ketua Dewan Kehormatan di Partai Demokrat. Kisruh di internal partai tentu akan membawa Presiden Yudhoyono masuk ke dalamnya.

"Kalau SBY mau konsisten, dia harus memberi role model juga pada saat menjadi presiden. Jangan membagi konsentrasinya dengan jabatan strategis di partai. Sekarang ini ada 17 menteri yang diisi dari parpol. Beranikah SBY tegas kepada mereka? Jelas tidak. Yang menjadi pertimbangan reshuffle, kan, bukan kinerja, melainkan keseimbangan politik," kata Gun Gun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com