Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 3 DPD Minta Anas Nonaktif

Kompas.com - 20/06/2012, 15:57 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dukungan di daerah untuk Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum masih kuat. Hal itu terlihat dari pertemuan antara Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan 33 Ketua DPD I di Cikeas, Bogor, pekan lalu.

Salah satu petinggi Demokrat mengatakan, pertemuan itu diinisiatif oleh orang dekat Yudhoyono yang berada di Kabinet Indonesia Bersatu. Dia menghubungi seluruh Ketua DPD I untuk berkumpul.

Dalam pertemuan itu, 10 Ketua DPP ditunjuk untuk memberi pandangan terkait masalah yang berimbas pada penurunan elektabilitas partai berlambang bintang itu. Kepada Yudhoyono, kata petinggi Demokrat itu, hanya tiga daerah yang mendesak agar Anas nonaktif sebagai ketum.

Ketiga daerah itu yakni Sumatera Utara, Kalimatan Timur, dan Bali. "Rencana dia (menteri) gagal total," kata petinggi Demokrat yang enggan ditulis namanya.

Anggota Dewan Pembina Demokrat Ahmad Mubarok mengakui jika ada DPD yang meminta Anas mundur. Mubarok menyebut hanya dua DPD yang menginginkan hal itu. Menurut dia, permintaan itu muncul lantaran ketidakpahaman mekanisme di internal.

"Itu biasa omongan begitu. Dibuka untuk mendapat aspirasi. Kalau dua dari 33 DPD tidak masalah. Yang penting ujungnya terkunci oleh SBY. Dikatakan (SBY) tak akan ada (penurunan ketum). Kalau pun diganti, hanya saya (SBY) yang bisa ganti," kata Mubarok.

Ketua DPD I Bali Made Sudarta mengaku tak pernah meminta Anas nonaktif ketika pertemuan di Cikeas. Hanya saja, Made mengaku ketika itu meminta agar Partai Demokrat konsisten dengan kampanye anti korupsi.

"Bali minta Demokrat tetap konsisten melakukan kampanye anti korupsi. Siapapun harus dipersilakan mundur. Siapapun dia, apapun pangkatnya. Kalau sudah jadi tersangka, dia harus mundur," kata Made.

Dalam pertemuan sekitar 1,5 jam, kata Made, 10 Ketua DPD I diminta menyampaikan pandangan. Adapun mekanisme penunjukan daerah yang berbicara, menurut dia, berdasarkan keterwakilan wilayah. "Bali itu (mewakili) NTB dan NTT. Masing-masing ada perwakilan daerahnya," ucapnya.

Hingga berita ini diturunkan, Ketua DPD Sumut dan Kaltim belum bisa dikonfirmasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com