Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Dituntut Realisasikan Dialog Jakarta-Papua

Kompas.com - 15/06/2012, 19:44 WIB
Danang Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Solidaritas untuk Kemanusiaan di Papua yang terdiri dari Kontras, Elsam, YLBHI, dan Imparsial menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera merelisasikan dialog Jakarta-Papua.

"Mendesak Presiden untuk tanpa penundaan merealisasikan dialog Jakarta-Papua yang dijanjikan pada tanggal 9 November 2011," kata Direktur Elsam Indriaswati Dyah Saptaningrum mewakili kelompok solidaritas di Jakarta, Jumat (15/6/2012).

Selain itu, ada delapan butir tuntutan lagi yang disampaikan kelompok tersebut. Mereka antara lain mendesak Presiden Yudhoyono mengambil langkah-langkah khusus menghentikan pendekatan masif dengan dasar analisis yang prematur dari informasi intelejen. Kelompok tersebut juga meminta Komnas HAM membentuk tim investigasi dan meminta seluruh personel penegak hukum di Papua mematuhi prinsip-prinsip hak asasi manusia. "Jakarta harus melihat Papua adalah bagian dari Indonesia," katanya.

Kelompok solidaritas juga menyayangkan sikap pejabat politik yang membuat pernyataan formal di media massa yang menggiring ke isu makar dan separatisme. Termasuk tuduhan dan dugaan terhadap keterlibatan Organisasi Papua Merdeka dalam seluruh peristiwa penembakan di Papua. "Seruan pemerintah bahwa ada gerakan sparatis itu aneh," ujarnya.

Saat ini kondisi di Papua terutama di Jayapura pasca penembakan Wakil Ketua Komite Nasional Papua Barat Mako Tabuni makin mencekam. Pemerintah menilai apa yang terjadi Papua hanya konflik kecil. Namun, kelompok solidaritas menilai ada gerakan masif operasi Intelejen di Papua saat ini. "Kalau konflik kecil, kenapa jumlah aparat banyak?" kata Indriaswati.

Kelompok solidaritas juga meminta pemerintah memberi keterangan yang jujur seputar apa yang terjadi di provinsi paling timur tersebut. Jika tidak ada kejujuran, masalah di Papua dikhawatirkan hanya berputar-putar. "Kami melihat ada upaya pemerintah yang tidak mau menyelesaikan masalah di papua," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Nasional
    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Nasional
    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Nasional
    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Nasional
    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com