Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neneng Masuk secara Ilegal Bersama Rombongan TKI

Kompas.com - 15/06/2012, 16:36 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), Neneng Sri Wahyuni, masuk ke wilayah Batam, Indonesia, melalui jalur yang biasa digunakan para tenaga kerja Indonesia ilegal dari Kuala Lumpur, Malaysia.

Hal tersebut disampaikan salah satu pengacara suami Neneng, Muhammad Nazaruddin, yakni Hotman Paris Hutapea, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (15/6/2012).

Menurut Hotman, Neneng tidak memalsukan dokumen apa pun untuk masuk ke Indonesia. Dia masuk bersama rombongan TKI.

"Yang jelas saya tanya ke dia. Dia tidak memalsukan dokumen apa pun. Sepertinya dia masuk ke Batam itu dengan rombongan yang biasa dilakukan dengan TKI. Dia tidak memalsukan dokumen apa pun ke Imigrasi," kata Hotman.

Informasi tersebut, menurut Hotman, berdasarkan cerita Neneng kepadanya. Hotman dan pengacara Nazaruddin yang lain, yakni Elza Syarief, menemui Neneng di Rumah Tahanan Jakarta Timur Cabang Komisi Pemberantasan Korupsi, siang tadi.

Menurutnya, Neneng masuk ke Batam dari Kuala Lumpur dengan mengikuti rombongan TKI melalui jalur laut. Mengenai rincinya, Hotman mengaku tidak tahu. Dari Batam, lanjutnya, Neneng menuju Jakarta dengan pesawat komersial.

Hotman menambahkan, Neneng tidak menyamar sebagai "Nadia" dalam menumpang pesawat ke Jakarta. "Dia datang ke Jakarta pakai nama dia," ucapnya.

Kemudian, lanjut Hotman, tidak benar jika dikatakan Neneng naik taksi ke Kemang, Jakarta Selatan, dengan didampingi dua orang warga negara Malaysia.

Menurut Hotman, istri kliennya itu tidak mengenal dua warga negara Malaysia yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK itu.

"Dia pergi ke Kemang tidak dengan orang Malaysia dan dia mengatakan satu orang Malaysia itu mendampingi dia ke rumah, itu tidak benar karena ketika KPK tangkap di rumah, tidak ada orang Malaysia," tutur Horman.

Dia juga mengatakan kalau Neneng sengaja masuk wilayah Indonesia agar ditangkap penyidik KPK. Sejak April 2012 lalu, katanya, Neneng sudah berniat pulang.

KPK menangkap Neneng pada Rabu (13/6/2012) sore di kediamannya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan. Selasa (12/6/2012), Neneng diketahui berada di Batam, kemudian terbang ke Jakarta keesokan harinya.

Neneng yang buron sekitar delapan bulan itu merupakan tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2008.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com