Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KY Jemput Bola Ke Daerah

Kompas.com - 13/06/2012, 08:21 WIB
Susana Rita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka menjaring peserta seleksi calon hakim agung sebanyak-banyaknya, Komisi Yudisial tak mau menunggu secara pasif para pendaftar datang ke Jakarta. KY juga terjun langsung secara aktif, melakukan upaya jemput bola ke daerah, khususnya ke tempat-tempat yang dianggap memiliki potensi peserta seleksi yang paling besar.

"Pekan depan, KY akan melakukan penjaringan di beberapa kota besar seperti Surabaya, Bandung, Aceh, dan Ambon," ungkap Juru Bicara KY Asep Rahmat Fajar dalam perbincangan dengan Kompas, Selasa (12/6/2012) malam.

Seperti diketahui, KY saat ini tengah membuka pendaftaran calon hakim agung yang dibuka sejak Jumat (8/6) pekan lalu. Pendaftaran akan ditutup pada 28 Juni mendatang atau dua pekan lagi. Hingga Selasa sore kemarin, KY baru menerima satu pendaftar dari kalangan akademisi.

Asep menjelaskan, target penjaringan di daerah akan dilakukan di pengadilan untuk mendapatkan calon dari kalangan hakim, perguruan tinggi untuk mendapatkan calon dari kalangan akademisi, maupun kalangan profesi hukum lain seperti advokat. KY rencananya mengadakan sosialisasi di daerah tersebut sekaligus membuka pendaftaran di tempat.

Selain itu, tambah dia, KY pun menyurati institusi-institusi untuk mengirimkan calon hakim agung ataupun individu yang dianggap memenuhi persyaratan. Diharapkan, jumlah pendaftar akan meningkat dibandingkan seleksi pada periode sebelumnya. "Minimal samalah, setidaknya ada 117 pendaftar seperti periode lalu," kata Asep.

Pencarian calon hakim agung memang sudah menjadi agenda rutin KY, mengingat MA masih juga kekurangan hakim agung. Beberapa tahun terakhir, sejumlah hakim agung senior termasuk para jajaran pimpinan memasuki usia pensiun sehingga KY harus mencari penggantinya.

Cukup sulit bagi KY untuk menemukan calon yang memiliki kapasitas, kredibilitas, serta integritas yang diharapkan. Pada seleksi periode terakhir (semester pertama 2012), KY mengeluhkan kualitas para calon yang sesuai dengan harapan. KY pun tidak berhasil menemukan calon hakim agung sesuai dengan kuota yang diminta oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau sebanyak tiga kali dari jumlah kebutuhan. Dari kuota 15 calon, KY hanya berhasil mengirimkan 12 orang ke Komisi III DPR.

"Yang menjadi parameter utama adalah kualitas dan integritas," demikian Asep mengungkapkan alasan KY tak memaksakan diri memenuhi kuota.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com