jakarta, kompas -
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menegaskan, KPK siap menghadapinya. ”Yang kami hadapi ini sesuatu yang cukup besar. Bahkan, Dirjen Pajak berterima kasih karena KPK yang akhirnya menangani kasus ini. Bagi kami, tak ada alasan untuk tidak mengusut pihak lain sepanjang KPK menemukan bukti-bukti keterlibatannya,” kata Bambang, Sabtu (9/6), di Jakarta.
KPK menyatakan tak akan berhenti pada orang suruhan PT Bhakti Investama, James Gunarjo, atau hanya menyeret Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Selatan Tommy Hindratno.
Awalnya, KPK sempat meremehkan kasus penyuapan yang dilakukan James terhadap Tommy. Bahkan, KPK hendak menyerahkan kasus ini kepada penegak hukum lain. Namun, setelah didalami oleh penyelidik, penyidik, dan unsur pimpinan KPK, akhirnya diputuskan KPK menangani kasus ini. Kasus ini terungkap ke publik ketika dilakukan operasi tangkap tangan terhadap James dan Tommy di sebuah rumah makan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu.
Dari pendalaman yang dilakukan terhadap kasus ini, menurut Bambang, memang disimpulkan, ada permainan pajak skala besar dan melibatkan banyak pihak. Di dalamnya termasuk keterlibatan wajib pajak besar dan pegawai pajak dengan kewenangan tinggi.
Bambang mengungkapkan, KPK meyakini James dan Tommy hanya perantara dari bagian mafia pajak yang melibatkan wajib pajak berupa korporasi besar. KPK, lanjut Bambang, tak segan untuk mengusut kejahatan pajak yang dilakukan korporasi. Tak terkecuali jika korporasi tersebut dimiliki politikus ataupun pihak-pihak yang dekat dengan kekuatan politik tertentu. Untuk itulah, KPK telah siap dengan segala risiko untuk mengungkap mafia pajak yang melibatkan korporasi besar.
Petugas KPK sejak Jumat sore hingga Sabtu dini hari menggeledah kantor PT Bhakti Investama dan PT Agis yang masing-masing berada di lantai lima dan enam, MNC Tower, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Wakil Ketua KPK Busyro
”Tujuan penggeledahan ini