Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampukah Indonesia Jadi Negara Adidaya?

Kompas.com - 06/06/2012, 17:49 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menunjukkan bahwa 80,7 persen responden di 33 provinsi di Indonesia percaya bahwa dengan kepemimpinan yang baik, Indonesia akan menjadi negara adidaya.

"Mereka optimistis bahwa Indonesia menjadi negara maju, sejahtera dan kuat. Mereka juga percaya negara ini akan menangkan persaingan global," kata Koordinator SSS, Muhammad Dahlan, di Jakarta, Rabu (6/6/2012).

Menurut Dahlan, sebanyak 31,9 persen responden percaya indikator utama negara adidaya adalah rakyat sejahtera. Dalam hal ini terpenuhi secara cukup kebutuhan sandang, pangan dan papan.

Selain itu, sebanyak 21,4 persen responden menilai kualitas pendidikan dan kesehatan yang baik dan terjangkau juga menjadi indikator penting. Sebagian responden, 17 persen menganggap negara perlu menyediakan lapangan kerja luas untuk itu. Sebanyak 10,8 persen menyatakan perdagaan dan perekonomian harus kuat.

Tak hanya itu, 7,6 persen menyebut ilmu pengetahuan dan teknologi harus dikembangkan untuk menjadi negara adidaya. "4,7 persen masyarakat menilai pertahanan dan keamanan harus kuat. 2,6 persen menyebut Indonesia harus memiliki 2,6 industri modern untuk itu dan 1,3 persen harus aktif menjaga perdamaian dunia, kalau ingin mewujudkan negara adidaya," jelasnya.

Budayawan Indonesia Radar Panca Dhana yang hadir dalam acara paparan survei ini mengungkapkan, masih kurang satu indikator dalam hasil survei itu. Satu indikator tersebut yaitu kebudayaan.

Indonesia, kata dia, tak bisa berkembang pesat tanpa kebudayaannya yang beranekaragam. Jika budaya dilupakan, bukan tidak mungkin Indonesia pun akan ikut meluntur di tengah kemajuan dunia.

"Tak akan lengkap negara ini jika tidak ada budaya. Kita harus berani main politik di dunia, bisa melalui kebudayaan. Jika tidak berani selamanya kita akan tetap begini," kata dia.

Pengamat politik, J Kristiadi punya pendapat lain soal Indonesia menjadi negara adidaya. Ia menyatakan, Indonesia mampu jika pemimpinnya juga mampu menggerakkan bangsa ini. "Kita semua memimpikan itu, saya setuju kita harus jadi negara adidaya, tapi ingatkan pemimpin kita dulu untuk wujudkan hal itu. Kita pasti mampu," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com