Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Sukhoi Belum Diketahui

Kompas.com - 10/05/2012, 01:56 WIB

Pesawat SSJ100 tersebut hilang saat melakukan demo terbang dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu siang. Demo terbang tersebut menjadi bagian dari tur promosi pesawat penumpang terbaru buatan pabrikan pesawat Sukhoi dari Rusia ke beberapa negara Asia.

Hari itu, pesawat dijadwalkan melakukan dua kali penerbangan. Penerbangan pertama, yang diikuti antara lain oleh mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal (Purn) Chappy Hakim, berlangsung dengan lancar.

Menurut Kepala Basarnas Marsekal Muda Daryatmo, pesawat kemudian tinggal landas untuk penerbangan kedua sekitar pukul 14.12. Pesawat dijadwalkan terbang ke arah kawasan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, kemudian memutar kembali ke Bandara Halim Perdanakusuma.

Namun, kira-kira 21 menit kemudian pesawat itu hilang dari radar. Kontak terakhir terjadi saat pilot meminta izin ke menara pengendali lalu lintas udara untuk menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 kaki (3.048 meter) ke 6.000 kaki (1.829 meter).

Tidak jelas apa yang menyebabkan pilot meminta perubahan ketinggian itu saat pesawat sedang berada di kawasan pegunungan. Menurut pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, terbang dengan ketinggian 1.829 meter di dekat Gunung Salak yang berketinggian 2.211 meter bisa dikategorikan sebagai terbang rendah.

Dalam penerbangan kedua ini, pesawat membawa 50 orang, yang terdiri dari 8 awak pesawat asal Rusia dan 42 penumpang undangan (data masih berubah-ubah. Ada yang menyebut 48 orang). Para penumpang terdiri dari pejabat maskapai penerbangan Indonesia, perwakilan industri dirgantara, dan empat wartawan.

Keempat wartawan itu dari Bloomberg, Trans TV, dan dua dari majalah Angkasa yang tergabung dalam grup Kompas Gramedia, Dody Aviantara dan Didik N Yusuf.

Berharap keajaiban

Nugroho Fajar (37), salah satu pilot Sky Aviation harap-harap cemas atas keberadaan pesawat SSJ100 dengan nomor penerbangan RA 6801 itu.

”Hanya keajaiban yang mampu menyelamatkan. Saya berharap ada kemungkinan terbaik, (semoga) ada yang selamat walaupun itu sulit. Saya mengenal beberapa orang di dalam pesawat, mereka rekan saya di Sky Aviation,” tutur Nugroho yang sudah sejak tahun 2006 menjadi pilot, Rabu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com