Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambora, Pendakian Terakhir Widjajono

Kompas.com - 22/04/2012, 08:11 WIB

”Saya segera meminta petugas menyiapkan evakuasi. Menghubungi beberapa pihak untuk mengirim helikopter, tetapi ternyata tidak bisa mendarat karena kabut dan cuaca buruk. Akhirnya, ia dibawa turun lewat darat,” katanya.

Pada saat yang sama, Wendi Wiradinata, dokter di Puskesmas Calabai, yang mendapat panggilan darurat segera bergegas. ”Disepakati titik evakuasi di Pos I Doro Ncanga,” kata Wendi. Pukul 13.30, ia tiba di Pos I jalur Doro Ncanga. Rombongan yang membawa Widjajono tiba di pos itu 15 menit kemudian.

Wendi segera memeriksa Widjajono. ”Saya periksa denyut nadi, detak jantung, dan napas. Namun, sudah tidak ada tanda kehidupan lagi,” katanya. Ia menambahkan, ”Lalu saya lihat refleks kornea. Kalau masih positif masih bisa diusahakan secara medis, tetapi juga sudah tidak ada sehingga saya bisa nyatakan beliau sudah meninggal.”

Wendi belum bisa memastikan penyebab kematian Widjajono. ”Untuk mengetahuinya harus diotopsi,” katanya.

Pendakian terakhir

Ada banyak jalan di gunung yang bisa berujung maut. Mulai dari tersesat, jatuh ke jurang, terserang hipotermia, kelelahan, serangan jantung, hingga kekurangan oksigen. Bahkan, pendaki terhebat sekalipun yang didukung perhitungan matang bisa menemui ajal di gunung.

Bagi para pendaki, risiko itu dianggap sepadan. Bahkan, seperti dituturkan Ernest Hemingway, penulis Amerika peraih Nobel Sastra, yang disebut olahraga sejatinya hanya mendaki gunung, selain adu banteng. ”Yang lain hanya permainan,” katanya.

”Manusia membutuhkan sesuatu yang lain dalam hidup,” kata Dick Bass, pencapai tujuh puncak gunung tertinggi di dunia. Dick Bass adalah pengusaha AS kaya raya, pemilik tambang batubara dan juga resor ski mewah. Ia mendapat inspirasi untuk mendaki tujuh puncak tertinggi Bumi setelah mencapai puncak Denali tahun 1981.

Kesuksesannya dalam bisnis, menurut Bass, tidak berarti banyak dibandingkan dengan kenikmatan mencapai puncak-puncak tertinggi. Petualangan, menurut Bass, adalah panggilan dasar yang diwariskan dari manusia pertama yang merupakan pengelana di muka Bumi. Seperti juga disebutkan Paul Zweig dalam buku The Adventurer, ”Yang tertua, yang paling tersebar luas di dunia adalah cerita petualangan.”

Widjajono adalah juga petualang. Dia profesor perminyakan yang sukses dalam karier. Sebelum ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Wamen ESDM, lelaki kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 16 September 1951, itu adalah anggota Dewan Ekonomi Nasional. Namun, ia juga pendaki yang telah menaklukkan puluhan gunung, di dalam dan di luar negeri.

”Pak Widjajono selalu bersemangat mendaki. Untuk orang seusianya, ia kuat dan sehat,” kata Ami KMD Saragih, perempuan pendaki yang terakhir kali mendaki bersama dengan Widjajono di Gunung Klabat, Manado, 22-25 Maret 2012. ”Ia selalu tertawa sepanjang pendakian. Semangatnya muncul kalau di gunung.”

Menurut Ami, Widjajono saat ini menggalang dana untuk menyiapkan perjalanan ke Kutub Selatan, yang direncanakan pada Desember 2012. ”Rencananya kami 10 hari di Kutub Selatan,” katanya.

Namun, takdir Widjajono sudah digariskan berakhir di Tambora, gunung api yang letusannya pada tahun 1815 mengguncang dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    Nasional
    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    Nasional
    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Nasional
    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Nasional
    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Nasional
    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Nasional
    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com