JAKARTA, KOMPAS.com - Persahabatan antara Menteri ESDM Jero Wacik dan wakilnya almarhum Widjajono Partowidagdo telah berlangsung sekitar 42 tahun lamanya.
Kedekatan mereka terjalin saat menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung. Saat itu, Jero mengambil studi Teknik Mesin, sementara Widjajono belajar di Teknik Perminyakan.
Hari terakhir, bertemu Widjajono, Jero mengaku sempat meminta foto Gunung Tambora, yang akan didaki sahabatnya itu. Namun, sang profesor nyentrik itu, ternyata menghembuskan nafas terakhirnya di Gunung Tambora, sebelum memberikan foto-foto terbaiknya dari ketinggian 2500 meter itu.
"Dia minta izin sama saya mau ke Tambora. Karena saya tidak bisa ikut, saya minta dibawakan foto-fotonya, supaya saya bisa lihat bagaimana pemandangan dari atas Tambora," jelas Jero di rumah duka, Sabtu (21/4/2012). "Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain," sambung Jero.
Ia menyatakan banyak belajar perminyakan dari sosok Widjajono selama ini. Oleh karena itu, ia merasa sangat kehilangan sahabat sekaligus rekan kerjanya itu. "Kami sangat dekat dengan perbedaan karakter. Beliau modelnya nyentrik, rambutnya kusut gondrong, tapi hatinya tidak kusut. Dia memimpin dengan baik. Baru beberapa bulan mengajarkan saya, dia pergi tinggalkan saya," kenang Jero.
Sejak akhir tahun 2011, Widjajono, pria yang selalu tampil sederhana itu telah ditunjuk oleh orang nomor satu di Indonesia untuk menjadi menjadi wakil menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).
Prof. Widjajono Partowidagdo, Ph.D dipilih karena dianggap berdedikasi tinggi dalam mengembangkan bidangnya.
Pria yang meraih gelar sarjana teknik dari Program Studi Teknik Perminyakan ITB pada 1975 ini juga merupakan anggota Dewan Energi Nasional (DEN).
Pemikirannya tentang energi nasional kerap didengungkan lewat media, terutama sejak menjadi Wamen ESDM.
Ia adalah Guru Besar dalam bidang Ekonomi dan Pengelolaan Lapangan Migas pada Fakultas Teknologi Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB. Meski bergerak dalam kesibukan sebagai Wamen, ia tak melupakan hobinya untuk menikmati wisata alam dan aktif mendaki gunung.
Selain Tambora, saksi terakhir petualangannya di gunung, sang profesor juga pernah mendaki Gunung Himalaya di India dan Elbrus di Moskow, Rusia. Semua itu abadikan dalam gambar, karena kecintaannya pada fotografi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.