JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, dikatakan terkejut ketika mengetahui pidatonya yang disampaikan di hadapan kader partai bocor di media massa. Pidato tersebut sebenarnya ditujukan untuk internal partai. Pada saat itu, SBY menyampaikan pidato tersebut dalam kapasitasnya sebagai pimpinan Partai Demokrat.
"Tentu Bapak Presiden terkejut, ya, bahwa pidato beliau itu bocor di publik," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/4/2012).
Julian mengatakan, Presiden tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun terkait pidato itu. Partai Demokrat akan melakukan langkah evaluasi terkait bocornya pidato tersebut.
Seperti diberitakan, salah satu isi dari pidato yang bocor itu adalah mengenai kekecewaan Presiden kepada sejumlah kepala daerah yang ikut aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak, 30 Maret 2012. Dalam pidato sekitar satu jam yang rekamannya dimiliki Tempo, Yudhoyono terdengar sangat menyayangkan sikap beberapa bupati dan wali kota.
Menurut Presiden, sebagai perpanjangan tangan presiden dalam pemerintahan, bupati dan wali kota harusnya mendukung kebijakan presiden. Ia menyebut mereka membangkang.
Dalam pidatonya, Presiden mengaku lebih sedih lagi begitu mengetahui bahwa seruan untuk turun ke jalan menolak kenaikan harga BBM juga dinyatakan oleh komunitas politik yang pemimpinnya pernah menjadi presiden. Namun, dia tidak menyebut spesifik partai yang ia maksud. Meski sudah diketahui dengan jelas kepala daerah yang melakukan aksi itu berasal dari PDI-P, partai oposisi yang gencar menolak kenaikan harga BBM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.