Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Tunggu Bukti Pimpinan KPK

Kompas.com - 19/03/2012, 15:13 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kalau memang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi menepis adanya perpecahan, hal itu harus dibuktikan dengan adanya soliditas pimpinan KPK.

"Jadi, sekarang rakyat menunggu bukti. Karena setelah menyatakan pimpinan KPK tetap kompak, soliditas itu harus dibuktikan dan diaktualisasi dengan kinerja yang meyakinkan," tandas anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, di Jakarta, Senin (19/3/2012).

Menurut Bambang, pernyataan soliditas saja tidak cukup karena hal itu tidak akan menyelesaikan semua pekerjaan yang sedang dan akan dihadapi KPK ke depan. "Soliditas memang penting, tetapi bukan yang utama. Di atas segala-galanya adalah perilaku jujur pimpinan KPK kepada rakyat yang harus memiliki keberanian dan berkemauan serta memegang teguh etika," tambah anggota Tim Pengawas Kasus Bank Century DPR itu.

"Soliditas itu pun tidak serta-merta mampu menarik simpati. Besar kecilnya simpati untuk KPK bergantung pada keberanian KPK menuntaskan kasus-kasus besar atau mega skandal yang selama ini sudah mencabik-cabik keadilan di negara ini," lanjut Bambang.   

Konsekuensi dari pernyataan tentang soliditas pimpinan KPK, lanjut Bambang, semakin beratnya tantangan yang dihadapi KPK.

"Sejumlah indikator yang terkait dengan kasus Bank Century, cek perjalanan, wisma atlet di Palembang, dan kasus Hambalang, sudah dicatat publik. Repotnya, publik meyakini semua indikator itu benar. Maka, tantangan menangani semua kasus itu adalah jangan sampai publik menangkap kesan KPK tebang pilih atau menyederhanakan kasus," jelas Bambang lagi.

Ia mengatakan, dengan kepemimpinan yang semakin solid, KPK seharusnya semakin progresif menangani kasus-kasus besar yang menjadi perhatian.

"Rakyat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan KPK di era Abraham Samad. Namun, KPK juga harus paham bahwa rakyat belum puas karena penanganan beberapa kasus besar belum ada kemajuan berarti," paparnya.

"Diduga, tersendat-sendatnya penanganan beberapa kasus itu disebabkan terjadinya disharmoni atau perpecahan di tubuh pimpinan KPK," demikian Bambang memperkirakan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com