JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai pemberian bantuan langsung tunai berbentuk bantuan langsung sementara masyarakat sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi akan membuat rakyat bodoh.
"Kasih rakyat pekerjaan, bukan BLT. Pekerjaan yang penting dan kita kasih pancing, jangan kasih ikan. Lama-lama rakyatnya jadi bodoh," ujar Sofjan di Gedung Bappenas, Jakarta, Jumat (9/3/2012).
Ia khawatir kenaikan harga BBM yang seharusnya ditujukan untuk mengurangi beban subsidi BBM justru digunakan untuk menambah subsidi di tempat lain. Subsidi berbentuk pemberian BLT, misalnya, sekalipun itu hanya sembilan bulan akan diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin. "Seharusnya 90 persen (dari subsidi) kalau bisa khusus infrastruktur," kata Sofjan.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada April 2012, pemerintah berencana memberikan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebesar Rp 150.000 setiap bulan. "Ini sembilan bulan sejak bulan April. Begitu diumumkan, maka bulan itu pula berlaku. Tidak boleh ada selisih waktu," kata Agung, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/3/2012).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.