Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhaimin Mengaku Tak Tahu Soal "Commitment Fee"

Kompas.com - 20/02/2012, 12:17 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, mengaku tidak tahu menahu soal pemberian commitment fee terkait program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Transmigrasi.

Muhaimin juga mengaku tidak tahu rencana pemberian uang Rp 1,5 miliar dari pengusaha Dharnawati ke dua pejabat Kemennakertrans, I Nyoman Suisnaya dan Dadong Irbarelawan.

Hal itu diungkapkan Muhaimin saat bersaksi untuk Dadong Irbarelawan, terdakwa kasus dugaan suap PPID Transmigrasi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (20/2/2012). "Sama sekali tidak pernah, DPPID pun kita tidak tahu, apalagi fee," kata Muhaimin saat ditanya hakim Sudjatmiko apakah pernah menyinggung soal commitment fee dengan Fauzi (mantan tim asistensi Menakertrans).

Hakim mempertanyakan hal tersebut kepada Muhaimin dengan mengacu transkrip rekaman pembicaraan Fauzi yang banyak menyebut nama Muhaimin. Sudjatmiko lantas membacakan petikan rekaman percakapan Fauzi tersebut.

"Pernah disinggung dilapori Fauzi soal fee? Fauzi berkata begini, 'Pak, ini saya dilapori pihak Nyoman dan Dadong, saya diminta terima uang'. Pernah disinggung itu?" tanya Sudjatmiko.

"Tidak pernah," jawab Muhaimin.

Ia mengaku tidak pernah dilapori oleh Fauzi soal fee. Dia juga mengaku tidak pernah memerintahkan Fauzi untuk mengambil uang Rp 1,5 miliar dari pengusaha Dharnawati.

Menurut Muhaimin, selain pernah menjadi tim asistensi menteri, Fauzi hanyalah staf umum di DPP Partai Kebangkitan Bangsa yang tidak pernah berurusan dengan penganggaran, apalagi anggaran Kementerian.

"Staf umum DPP PKB dan memang jauh dengan urusan penganggaran dan kementerian," katanya.

Nama Muhaimin kerap disebut dalam persidangan Nyoman dan Dadong. Muhaimin disebut dalam sejumlah rekaman pembicaraan yang diputar dalam persidangan.  Dalam rekaman pembicaraan antara Sindu Malik dan Dhani Nawawi, misalnya, terungkap kalau Dhani mengaku telah melaporkan kepada Muhaimin soal pembagian commitment fee dari Dharnawati.

Sindu adalah mantan pegawai Kementerian Keuangan yang mengaku menjadi konsultan anggaran di Kemenakertrans, sedangkan Dhani mengaku sebagai staf khusus mantan presiden Abdurrahman Wahid.

Dana PPID

Selanjutnya, Muhaimin juga mengaku tidak tahu soal dana PPID Transmigrasi. Ia menyatakan tidak pernah mengajukan anggaran itu. Sepanjang 2011, dia hanya pernah mengajukan dana tambahan melalui APBN-Perubahan.

"Saya baru tahu DPPID sejak peristiwa ini, akhir Agustus, yang sebetulnya, sebelumnya saya tidak mengetahui apa yang disebut DPPID. Anggaran dan kewenangan tempat penganggarannya, DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Kementerian Keuangan," papar Muhaimin.

Kasus dugaan suap PPID Transmigrasi ini melibatkan Dadong, Nyoman, dan pengusaha Dharnawati. Dadong dan Nyoman didakwa bersama-sama Muhaimin, Jamaluddin Malik (Direktur Jenderal Pengembangan Pembangunan Kawasan Transmigrasi Kemennakertrans) menerima suap Rp 2 miliar dari Dharnawati.

Uang itu terkait penetapan empat kabupaten di Papua sebagai daerah penerima PPID. Kasus ini juga diduga melibatkan empat orang eksternal Kemennakertrans yaitu Ali Mudhori (mantan anggota DPR Fraksi PKB), Fauzi, Sindu Malik (mantan pegawai Kementerian Keuangan), dan pengusaha Iskandar Pasojo.

Dalam persidangan sebelumnya, Fauzi mengaku hanya mencatut nama Muhaimin. Fauzi disebut sebagai orang yang akan mengambil uang Rp 1,5 miliar dari Dharnawati untuk diserahkan kepada menteri sebagai pinjaman tunjangan hari raya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Nasional
    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Nasional
    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Nasional
    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Nasional
    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    Nasional
    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

    Nasional
    Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Nasional
    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Nasional
    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Nasional
    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    Nasional
    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Nasional
    Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

    Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com