Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wa Ode: Kalau Saya Calo, Artinya Ada Bos Calo

Kompas.com - 14/02/2012, 20:37 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan anggota Badan Anggaran DPR, Wa Ode Nurhayati, kembali membantah menerima suap Rp 6 miliar terkait pengalokasian dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) di kabupaten di Aceh.

Wa Ode mengatakan, dirinya selaku anggota biasa Banggar tidak berwenang menetapkan alokasi dana PPID. "Logikanya, masuk akalkah Wa Ode yang kecil dan tidak punya apa-apa ini mengalokasikan dan menetapkan angka-angka? Coba berpikir logis. Artinya buat saya, kalau saya calo, berarti ada bosnya calo dan pasti ada mbahnya calo," kata Wa Ode seusai menjalani pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa (14/2/2012).

Wa Ode diperiksa KPK terkait posisinya sebagai tersangka kasus dugaan suap PPID. Wa Ode mengatakan, jika memang dirinya makelar anggaran, dia pasti tidak bergerak sendirian. Ada campur tangan pimpinan Banggar DPR dalam kasus ini. "Saya tidak mungkin melakukan kegiatan itu sendirian kalau itu benar," ucap politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Dalam kasus dugaan suap PPID, Wa Ode diduga menerima Rp 6 miliar dari pengusaha Fahd A Rafiq. Suap itu diberikan melalui pengusaha Haris Suharman sebagai imbalan atas upaya Wa Ode menjadikan tiga kabupaten di Aceh, yakni Pidie, Aceh Besar, dan Benar Meriah, masuk dalam daftar daerah penerima dana PPID. Wa Ode lantas mempertanyakan bukti yang menyebutkan bahwa dirinya pernah memperjuangkan penetapan alokasi dana PPID untuk tiga kabupaten tersebut.

"Logika memperjuangkan itu, Wa Ode nenteng proposal Aceh, bawa ke sekretariat, saya bawa ke pimpinan Banggar, lalu ke pemerintah. Itu logika memperjuangkan. Sekarang saya minta munculkan fakta-fakta itu, mulut Wa Ode ngomong di rapat Banggar kalau Aceh ini butuh uang, saya minta munculkan fakta itu," ujarnya.

Lagi-lagi dia mengatakan, dirinya tidak memiliki kewenangan untuk memperjuangan suatu daerah. Wa Ode menuding pimpinan Banggar DPR asal fraksi Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, bermain dalam kasus ini. Ia menduga kasus yang menjeratnya ini merupakan skenario kader-kader Partai Golkar.

"Saudara Haris (Surahman) kader dari tempat yang sama. Saudara Fahd kader dari tempat yang sama. Saudara Mekeng dari tempat yang sama. Saudara Nudirman kader di tempat yang sama. Kawan-kawanlah yang tafsirkan sendiri," kata Wa Ode. Semua nama yang disebut oleh Wa Ode itu merupakan kader Partai Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com