Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Nilai Ada Muatan Politis Penawaran Bank Mutiara

Kompas.com - 09/02/2012, 12:42 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung menilai ada muatan politis terkait tawaran pembelian Bank Mutiara oleh perusahaan keuangan asal Singapura Yawadwipa Companies.

Menurut dia, rencana itu masih terkait dengan kasus bailout Bank Century. Pramono mengatakan, tidak mungkin pihak asing mau membeli Bank Mutiara lantaran proses hukum kasus Bank Century masih berjalan.

Menurut dia, ada pihak yang memiliki akses ekonomi dan politik yang tengah bermain. "Ngga mungkin orang yang awam atau saudagar kaya raya membeli semata-mata untuk mendapat keuntungan. Ngga mungkin. Kalau pertimbangannya hanya dagang, pasti dia tidak berani membeli," ucap Pramono di Komplek DPR, Kamis (9/2/2012).

Pramono mempertanyakan tidak jelasnya siapa orang dibelakang Yawadwipa Companies. Pasalnya, perusahaan itu baru berdiri bulan Januari 2012 lalu tiba-tiba mengajukan penawaran pembelian dengan harga sangat tinggi, yakni 750 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,7 triliun.

"Kita tidak tahu siapa orangnya, siapa di belakangnya. Jangan-jangan ini hanya untuk melakukan money londering atau pembelian kembali untuk persoalan-persoalan yang ada," ucap politisi PDI-P itu.

Untuk itu, lanjut Pramono, ia meminta pemerintah berhati-hati ketika menjual Bank Mutiara. Pemerintah harus melihat rekam jejak orang dibelakang perusahaan itu. Jika dijual, lanjut dia, pengusutan kasus Bank Century tetap harus berjalan.

Seperti diberitakan, Presiden Direktur Yawadwipa Christopher Holm menyebut mempunyai visi menjadikan Bank Mutiara masuk ke kelas regional pertama di Indonesia seperti bank asal Malaysia, yakni CIMB dan Maybank.

Menurut Holm, sebelum memutuskan menawar Bank Mutiara, Yawadwipa telah secara menyeluruh melihat kinerja operasi dan keuangan bank eks Century. Holm juga mengaku ketertarikannya membeli Bank Mutiara karena terinpirasi sukses BCA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Nasional
Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com