Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Disebut Ketua Besar

Kompas.com - 17/01/2012, 05:16 WIB

Dari Rp 10 miliar yang digelontorkan Permai Group, kata Mindo, sebanyak Rp 5 miliar diberikan kepada Angie. ”Diberikan kepada DPR lewat Ibu Angie, melalui orang mereka yang bernama Jefri, Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar, pada 2010 antara semester pertama, bulan April,” ujar Mindo.

Uang itu, menurut Mindo, untuk memuluskan proyek wisma atlet yang belum ditetapkan oleh Badan Anggaran DPR. Mindo mengaku tidak melihat langsung pemberian uang tersebut, tetapi mengetahuinya setelah ia mengonfirmasi kepada Yulianis selaku Direktur Keuangan Permai Group. Apalagi, setelah itu dirinya tidak dikejar-kejar lagi oleh Angie. ”Kalau belum, pasti dikejar terus saya,” kata Mindo.

Menurut Mindo, uang Rp 5 miliar itu kemudian diberikan kepada anggota Badan Anggaran, I Wayan Koster. Mindo mengatakan, Koster juga menerima 50.000 dollar AS dari Permai Group.

Terkait proyek wisma atlet itu, Mindo menyebutkan ada komitmen fee 13 persen yang disetujui pada pertemuan di Hotel Sultan antara Wafid Muharram, Nazaruddin, Mindo, Dudung Purwadi, dan Mohammad El Idris. Fee itu dibagi-bagi antara lain kepada anggota DPR 5 persen, Gubernur Sumatera Selatan 2,5 persen, Ketua Komite Pembangunan Wisma Atlet 3 persen, dan sisanya untuk Nazaruddin.

Dalam sidang kemarin, Mindo juga mengungkapkan bahwa Anas merupakan pemimpinnya di PT Anugerah Nusantara pada tahun 2008. Ketika itu PT Anugerah berkantor di Casablanca, Kuningan, Jakarta Selatan. Anas memiliki ruangan tersendiri di lantai 4, satu lantai dengan Nazaruddin.

Namun, Mindo mengaku tidak tahu-menahu apakah Anas masih aktif di PT Anugerah setelah tahun 2009 atau ketika kantor pindah ke Tower Permai di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Mindo mengaku tak pernah bertemu Anas di kantor baru. Namun, ia mengaku sempat melihat kendaraan roda empat dengan bagian akhir nomor polisi ”AU” diparkir di kantor Mampang.

Meski demikian, Mindo membenarkan ketika ditanya apakah istri Anas, Athiyah Laila, berkantor di Tower Permai. Ia mengungkapkan, Athiyah yang merupakan pemegang saham di PT Berkah Alam Berlimpah (anak perusahaan Permai Group) berkantor di lantai 4.

Sidang Nazaruddin, kemarin, terlihat lebih ketat dibandingkan sidang-sidang Nazaruddin sebelumnya. Dua pintu masuk ke ruang sidang di lantai 1 Pengadilan Tipikor dipasangi metal detector. Mindo pun mengenakan rompi antipeluru setelah dirinya diancam dibunuh.

Anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Lili Pintauli, mengatakan, pihaknya memang meminta pengamanan sidang diperketat. Pihaknya juga meminta ada alat khusus untuk mencegah masuknya senjata api atau senjata tajam. (ANA/FAJ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com