Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arie Mengaku Tak Tahu Peran Miranda

Kompas.com - 09/01/2012, 13:21 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT Wahana Esa Sejati, Arie Malangjudo, memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (9/1/2012). Dia akan dimintai keterangan sebagai saksi bagi Nunun Nurbabeti, tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004, yang dimenangkan Miranda Goeltom.

Arie tiba di gedung KPK sekitar pukul 10.00 dengan mengenakan kemeja coklat lengan pendek. Saat ditanya soal keterlibatan Miranda dalam kasus ini, Arie yang juga orang dekat Nunun itu mengaku tidak tahu. "Saya tidak kenal Bu Miranda, saya tidak tahu peran Bu Miranda, tapi kalau Bu Nunun iya," katanya.

Nunun disangka memberikan sejumlah cek perjalanan ke anggota DPR 1999-2004. Sebanyak 480 lembar cek perjalanan tersebut diberikan Nunun ke anggota DPR melalui Arie Malangjudo. Menurut Arie, dirinya hanya dimintai tolong oleh Nunun untuk mengantarkan cek tersebut.

"Jadi dia (Nunun) minta tolong kepada saya. Saya sudah akui semua di pengadilan, nanti biar proses hukum ya, saya hanya diminta tolong, saya hanya sampaikan amanah, sudah, selesa. Ternyata jadi masalah sekarang, ya harus dilalui semua," ungkap Arie.

Sebelumnya, dalam persidangan anggota DPR 1999-2004 Arie mengungkapkan kedekatan Nunun dengan Miranda. Arie mengaku pernah diperkenalkan dengan Miranda Goeltom oleh Nunun. Saat itu, Miranda sedang mencari sekretaris untuk Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi) dengan Miranda sebagai ketuanya.

Miranda meminta Nunun menjadi sekretaris namun istri Mantan Wakil Kepala Polri, Komjen (Purn) Adang Darajatun itu tidak mau sehingga menawarkanya ke Arie. Namun, Arie juga menolak tawaran tersebut. Arie pun mengaku pernah diajak Nunun bertemu Miranda di kantor Miranda.

Dalam kasus ini, sejumlah anggota DPR 1999-2004 yang terbukti menerima cek perjalanan telah divonis. Beberapa di antaranya selesai menjalani masa hukuman mereka. Namun, pemodal di balik pemberian 480 lembar cek perjalanan senilai Rp 24 miliar itu belum terungkap. Terkait penyidikan kasus ini, KPK juga menjadwalkan pemeriksaan anggota DPR 1999-2004, Hamka Yandhu dan Direktur Keuangan PT First Mujur, Budi Santoso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

    Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

    Nasional
    Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

    Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

    Nasional
    Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

    Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

    Nasional
    Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

    Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

    Nasional
    Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

    Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

    Nasional
    Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

    Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

    Nasional
    Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

    Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

    [POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

    Nasional
    Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

    Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

    Nasional
    Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

    Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

    Nasional
    Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

    Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

    Nasional
    4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

    4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

    Nasional
    Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

    Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

    Nasional
    Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

    Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com