Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rp 2 Miliar Bisa Bangun 285 Jamban Keluarga Miskin

Kompas.com - 06/01/2012, 16:15 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat menganggarkan dana hingga Rp 2 miliar untuk merenovasi toilet di Gedung Nusantara I tempat anggota dewan terhomat berkantor. Rencana itu langsung dikritik pedas oleh masyarakat.

Rencana renovasi itu muncul setelah para anggota DPR mengeluh mengenai kondisi toilet yang rusak dan bau. Soemirat, Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Sekretariat Jenderal DPR menyebut toilet di Gedung Nusantara I banyak yang tak higienis.

Padahal, masih banyak rakyat miskin yang mereka wakili tak memiliki jamban. Seperti dijelaskan Siti Maisaroh, penanggung jawab program 1000 jamban untuk masyarakat yang digagas lembaga kemanusiaan PKPU.

Siti menjelaskan, di wilayah Jawa Barat saja yang dekat dengan ibu kota masih banyak warga tidak memiliki jamban di rumah. Mereka sekeluarga terpaksa membuang hajat di pinggir kali atau sungai. Sebagian harus melakukan 'ritualnya' tanpa dinding penutup.

"Padahal standar kesehatan harus pakai septic tank, pijakan, dan terlindung. Harus tertutup karena etika. Itu harga diri orang," kata Siti ketika dihubungi Kompas.com, Jumat ( 6/1/2012 ).

Siti menambahkan, ada tiga tipe pembangunan jamban yang dilakukan pihaknya. Tipe A, yakni jamban keluarga yang dibangun di dalam rumah. Dibutuhkan dana sekitar Rp 7 juta untuk membangun satu jamban dalam tipe ini.

Kedua, tipe B yakni jamban umum dengan saluran air dari pompa manual. Dibutuhkan dana sekitar Rp 28 juta untuk membangun dua toilet lengkap dengan pompa. Terakhir, tipe C yakni jamban umum dengan saluran air dari pompa listrik. Dibutuhkan dana Rp 50 juta untuk membangun dua toilet lengkap dengan pompa listrik.

Berarti, uang Rp 2 miliar setidaknya bisa untuk membangun sekitar 285 jamban keluarga miskin atau sekitar 71 toilet umum di daerah kumuh. "Satu toilet umum bisa dipakai untuk satu RT," kata Siti.

Ketika dimintai tanggapan rencana renovasi toilet di DPR dengan biaya Rp 2 miliar, dengan kesal Siti menjawab, "Itu banyak banget bisa bantu masyarakat. (Rp 2 miliar) itu masih dibilang murah, keterlaluan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

    Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

    Nasional
    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Nasional
    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Nasional
    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Nasional
    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Nasional
    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Nasional
    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Nasional
    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    Nasional
    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Nasional
    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Nasional
    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Nasional
    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Nasional
    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Nasional
    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Nasional
    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com