Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Resep Basmi Korupsi Ala Bambang Widjojanto

Kompas.com - 24/10/2011, 14:29 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kunci pemberantasan korupsi di Indonesia tak hanya menitikberatkan pada pencegahan dan penindakan, tetapi juga upaya preemptive. Selain takut akan akibat pidana tindak pidana korupsi, faktor lain yang diperlukan adalah kesadaran kolektif untuk tidak melakukan korupsi dan tak ada celah lagi bagi tindak korupsi.

Salah satu metode yang diajukan oleh calon pimpinan KPK Bambang Widjojanto pada makalah berjudul "Prioritas dan Strategi Pemberantasan Korupsi" adalah non cash payment. Ujian makalah merupakan salah satu rangkaian seleksi pimpinan KPK. Di masa mendatang, tak boleh lagi ada transaksi tunai di atas Rp 10 juta yang dilakukan penyelenggara negara.

"Ini bisa meminimalisir korupsi. Selama ini, problem korupsi adalah pembayaran tunai sehingga sulit ditelusuri. Non cash payment harus diwacanakan sejak sekarang. Mungkin pelaksanaannya baru bisa dilakukan empat sampai lima tahun mendatang," kata Bambang kepada para wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/10/2011), seusai menjalani ujian makalah tertulis.

Selain Bambang, ada tujuh calon lainnya yang mengikuti ujian makalah tertulis, yakni Abraham Samad, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi, Abdullah Hehamahua, Handoyo Sudrajat, Adnan Pandu Praja, Yunus Husein, dan Zulkarnain.

Bambang yang Mantan Ketua YLBHI ini mengatakan, dirinya memprioritaskan sektor agrikultur dalam penanganan korupsi. Alasannya, 70 persen rakyat Indonesia bergelut di sektor agrikultur. Selain itu, sebanyak 70 masyarakat tani di Indonesia tinggal di wilayah pedesaan.

"Apakah pemberantasan korupsi sudah memiliki dampak kesejahteraan bagi mayoritas masyarakat Indonesia?" kata Bambang.

Ketika ditanya lebih lanjut, Bambang meminta para wartawan menunggu hingga tahap uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR RI.

Sementara itu, Bambang mengatakan, sejumlah anggota Komisi III dari lintas fraksi telah melakukan komunikasi dengannya, termasuk Gerindra dan Demokrat. Selain itu, Bambang menambahkan, dirinya tak menyinggung soal penanganan kasus Bank Century. "Saya tidak singgung. Ini kan membahas strategi pemberantasan korupsi. Tapi kalau ditanya bagaimana penuntasan penyelesaian kasus Century, saya pasti jawab," katanya.

Sebelumnya, Bambang, dan Busyro Muqoddas, pernah mengikuti seleksi calon pengganti pimpinan KPK Antasari Azhar pada 2010. Namun, Komisi III akhirnya memutuskan memilih Busyro. Pada saat uji kepatutan dan kelayakan, Bambang menyoroti pengembangan sistem pencegahan di samping penindakan hukum.

Pencegahan korupsi dimulai dengan memetakan potensi korupsi di lembaga-lembaga negara. Pemetaan potensi korupsi itu akan memudahkan membuat peta jalan pemberantasan korupsi.

"Kita punya data dari Badan Pemeriksa Keuangan yang sudah setengah matang, inspektorat, Badan Pengawas Daerah, Hubungan Masyarakat KPK, dan elemen-elemen masyarakat. Kalau data itu bisa dikonsolidasikan, kita bisa petakan potensi korupsi sehingga memudahkan membuat road map," ujar Bambang, yang juga advokat.

Jika KPK memiliki peta jalan, lanjut Bambang, tidak akan terjadi tebang pilih. Pada awal berdirinya KPK, ditempuh strategi menangani yang mudah-mudah terlebih dahulu untuk memperoleh kepercayaan publik. Namun, sekarang harus mengawinkan dengan strategi menangani kasus-kasus yang menyebabkan kerugian negara besar. Sinergi antarinstitusi tersebut, lanjut Bambang, akan mendorong sistem pencegahan korupsi. Apalagi jika pengawas seperti Komisi Kepolisian Nasional, Komisi Kejaksaan, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi bisa disinergikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

    Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

    Nasional
    Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

    Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

    Nasional
    Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

    Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

    Nasional
    Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

    Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

    Nasional
    DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

    DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

    Nasional
    Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

    Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

    Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

    Nasional
    Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

    Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

    Nasional
    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

    Nasional
    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

    Nasional
    DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

    DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

    Nasional
    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Nasional
    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Nasional
    Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

    Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

    Nasional
    Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

    Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com