Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa yang Ditangkap Tak Ditahan

Kompas.com - 20/10/2011, 21:55 WIB
Ferry Santoso

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Jarno mengatakan, tidak ada penangkapan terhadap mahasiswa yang berunjuk rasa di Istana Negara, Kamis (20/10/2011). Para mahasiswa hanya diamankan.

"Ada lima orang yang diamankan dan diberi pembinaan," kata Jarno, yang dihubungi Kamis malam. Ia memastikan kelima mahasiswa itu tidak ditahan.

"Saya kira tidak sampai ditahan. Mereka hanya diberi pembinaan," kata Jarno.

Kelima mahasiswa itu diamankan karena saat berunjuk rasa mereka membakar atribut. Namun, ia menambahkan, jika ada indikasi pidana, mahasiswa yang diamankan tetap diproses.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharuddin Djafar belum dapat memastikan apakah ada penahanan terhadap mahasiswa yang ditangkap tersebut. "Nanti saya cek. Saya masih rapat," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sembilan orang pengunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan, Kamis, kembali diciduk polisi dan dibawa ke Polda Metro Jaya. Penangkapan dilakukan setelah terjadi aksi saling dorong antara polisi dan pengunjuk rasa dari Komite Aksi Rakyat Teritorial (Karat).

"Kami mau sampai di depan istana tadi, tapi ditahan oleh polisi," ujar salah satu anggota Karat, Rian, di depan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Rian mengatakan, sebelumnya salah satu teman mereka ditangkap lantaran dianggap sebagai provokator dalam aksi dorong-dorongan tersebut. Hal itu membuat anggota Karat yang lain menuntut agar temannya tersebut segera dilepaskan.

"Mereka enggak mau lepasin teman kami yang pertama ditangkap. Deni ditangkap pertama. Tiba-tiba rusuh lagi, delapan teman kami lari dan malah tertangkap," kata Rian.

Kesembilan orang yang ditangkap itu adalah Ahmad Yunus, Eka Hadi, Rudi, Jubir, dan Jemi dari Universitas Pamulang, Tangerang Selatan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com