Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamendiknas Tidak Akan Perbaiki Pendidikan Nasional

Kompas.com - 17/10/2011, 20:24 WIB
Ratih Prahesti Sudarsono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penambahan wakil menteri pendidikan nasional (wamendiknas) tidak akan memperbaiki kondisi pendidikan nasional.

Demikian dikemukakan anggota Komisi X DPR, Rohmani, di Jakarta, Senin (17/10/2011). Ia mengatakan, yang diperlukan pendidikan nasional bukan wamendiknas.

"Kian jelas kalau rencana penambahan wakil menteri ini tidak berdasarkan analisis matang, bukan pula didasarkan untuk mempercepat kemajuan pendidikan nasional," kata anggota DPR yang membawahi pendidikan itu dalam siaran persnya yang dikirim via surat elektonika.

Ia menyebutkan, apabila Presiden menambah satu lagi wamendiknas, ini berarti Presiden tidak memahami persoalan pendidikan. Persoalan pendidikan nasional ada pada pembuat kebijakan pendidikan. Sering kali perumus kebijakan pendidikan tidak menciptakan solusi atas berbagai persoalan pendidikan.

Dan, yang terpenting adalah pembuat kebijakan yang pro pada perbaikan kualitas pendidikan, bukan sebaliknya. Kebijakan ujian nasional dan sekolah bertaraf internasional adalah contoh pembuat kebijakan pendidikan yang selama ini tidak berdasarkan pada realitas kebutuhan.

"Saya khawatir, penambahan wamendiknas ini akan menciptakan persoalan baru. Bukannya memperbaiki kinerja Kementerian Pendidikan Nasional, tetapi malah menimbulkan persoalan birokratis. Selain mengurus para dirjen, menteri juga akan tersita mengatur wamen-wamennya," kata Rohmani.

Menurut Rohmani, Presiden seharusnya serius memperbaiki performa dan kinerja Kementerian Pendidikan Nasional. "Seperti yang kita ketahui, laporan keuangan Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 masuk kategori disclaimer, belum lagi persoalan-persoalan krusial lainnya. Apabila penambahan wamendiknas ini benar-benar diputuskan Presiden, ini berarti Presiden tidak serius memperbaiki birokrasi," katanya.

"Ini janji Presiden, memperbaiki birokrasi kita. Apabila ditambah wakil menteri, maka yang terjadi pemborosan anggaran. Dan yang perlu diperhatikan, dalam setiap penambahan wewenang, peluang untuk korupsi juga akan makin besar," tutur Rohmani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com