Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perombakan Kabinet, Politik Pencitraan SBY?

Kompas.com - 15/10/2011, 14:01 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga pekan sudah isu perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II mewacana. Sepekan kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bernegosiasi dengan para pimpinan partai politik koalisi di kediamannya, Cikeas, Bogor.

Hasilnya, sejauh ini baru diputuskan untuk menambah empat orang wakil menteri, yakni Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Wakil Menteri Kesehatan, Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, serta Wakil Menteri Luar Negeri. Publik seolah dibuat harap-harap cemas menunggu siapa menteri yang dirotasi atau bahkan dicopot dari jabatannya.

"Ini dramaturgi, dramaturgi yang sedang dijalankan SBY. Sebentar-sebentar jumpa pers," ujar pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Tjipta Lesmana, di Jakarta, Sabtu (15/10/2011).

Dia beranggapan, proses perombakan kabinet yang berlarut-larut dan mengundang perhatian media massa itu seolah hanya menjadi panggung politik pencitraan Yudhoyono.

Pendapat senada diungkapkan ahli psikologi politik dari Universitas Indonesia, Handy Muluk. Menurut dia, jika perombakan kabinet hanya menghasilkan menteri-menteri yang tidak cakap dalam meningkatkan akselerasi kinerja, dapat dikatakan, proses perombakan kabinet itu sekadar basa-basi.

"Untuk menunjukkan, ini loh saya serius urus negara, merespon cepat," ujarnya.

Perombakan kabinet, katanya, hanya sekadar pencitraan jika menteri-menteri yang selama ini kinerjanya dan moralnya dinilai buruk tidak dicopot. "Orang yang spekulasinya akan digusur yang disebut-sebut itu, korupsi, melanggar kontrak kerja, kalau nama-nama yang diomongkan itu tidak diganti, hanya rotasi, ini hanya basa-basi," katanya.

Anggapan itu mungkin benar mengingat Yudhoyono, lanjut Handy Muluk, sangat menyadari pentingnya panggung politik dan pencitraan. "Pak SBY salah satu orang yang yakin betul politik itu kekuatannya adalah bermain di panggung. Kalau lihat proses beliau terpilih, itu proses panggung yang dramatis," katanya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Hinca Panjaitan membantah jika perombakan kabinet kali ini dinilai sebagai pencitraan SBY. Menurut dia, Yudhoyono sengaja melibatkan publik dengan sesekali jumpa pers di tengah proses pembahasan perombakan kabinet di Cikeas demi menunjukkan prinsip keterbukaan.

"Ini tandanya presiden dekat dengan rakyatnya," ujarnya. Sementara proses yang cukup panjang, kata Hinca, menunjukkan bahwa Yudhoyono sangat serius dalam merombak susunan pembantunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com