JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto berharap kerusuhan di Ambon pada hari Minggu lalu tidak sampai berkembang seperti kerusuhan pada 1999. Ia berharap media massa turut memelihara situasi damai di sana.
Demikian disampaikan Sutanto, Senin (12/9/2011), di Kompleks Istana Negara. Saat ditanya mengenai kemungkinan adanya provokator yang menginginkan Ambon kembali rusuh, Ia enggan menjawab.
"Kita harapkan jangan sampai terjadi seperti pada masa lalu, kerusuhan tahun 1999. Ini kewajiban rekan-rekan (media) sekalian juga untuk bisa memelihara situasi damai di sana," katanya.
"Tolong dijaga dan dikondisikan damai, jangan membuat berita yang justru nanti memperkeruh," kata Sutanto.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil Kepala BIN dan meminta keterangan terkait kerusuhan di Ambon, Maluku.
"Besok rencananya bertemu BIN. Kita akan tanyakan kepada Kepala BIN terhadap situasi dan sebab musabab," kata Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq melalui pesan singkat.
Wakil Ketua DPR Bidang Politik Hukum dan Keamanan Priyo Budi Santoso menilai kerusuhan di Ambon akibat lemahnya intelijen. Dia meminta agar semua alat keamanan, termasuk intelijen, untuk mengantisipasi secara dini.
"Harus saya katakan, intelijen kita agak kecolongan," kata dia. Priyo meminta agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi untuk memperkeruh suasana di Ambon. Selain itu, dia berharap aparat keamanan, termasuk intelijen, bersiaga penuh agar situasi di Ambon yang mulai kondusif tidak kembali memanas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.