Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chandra Disebut Telah Terima 500.000 Dollar AS

Kompas.com - 11/09/2011, 16:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Chandra M Hamzah dikatakan telah menerima pemberian uang senilai 500.000 dollar AS saat mengikuti pertemuan di rumah Muhammad Nazaruddin pada awal 2010.

Dea Tunggaesti, kuasa hukum tersangka kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Nazaruddin, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/9/2011), mengungkapkan, berdasarkan pengakuan kliennya, uang tersebut diberikan oleh seorang pengusaha.

"Di pertemuan keempat di rumah Pak Nazar, ada pengusaha memberikan ke Pak Chandra," katanya.

Namun, Dea tidak mengatakan siapa pengusaha yang memberikan uang kepada Chandra itu. Menurut dia, uang 500.000 dollar AS tersebut diberikan kepada Chandra untuk mengamankan proyek pengadaan e-KTP dan proyek dana bantuan operasional sekolah di Kementerian Pendidikan Nasional.

"Biasalah, untuk mengamankan proyek," ucapnya.

Pemberian uang kepada Chandra itu, lanjut Dea, terekam dalam CCTV yang dipasang di rumah Nazaruddin. Rekaman CCTV tersebut kini hilang entah ke mana. Sebelum Nazaruddin tertangkap di Cartagena, Kolombia, kata Dea, rekaman itu disimpan di tas hitam milik kliennya. Dea sendiri mengaku tidak tahu di mana rekaman CCTV itu saat ini.

"Kami hanya beri keterangan. Bukan kewajiban kami mencari buktinya. Polisi, dong, yang harus gali. Kan, kebetulan Pak Nazar punya bukti itu, di rumahnya ada CCTV," tutur Dea.

Sebelumnya, kepada Komite Etik KPK, Nazaruddin mengaku lima kali bertemu dengan Chandra. Pertemuan dengan Chandra itu berlangsung di rumahnya dua kali, di luar rumah dua kali, dan satu kali di gedung KPK.

Selain soal pertemuan, Nazaruddin juga mengungkapkan soal rencana pemberian uang 100.000 dollar AS kepada Chandra. Dia mengaku, kode nama CDR yang tercatat dalam buku keuangan Grup Permai menerima 100 ribu dollar AS itu adalah Chandra M Hamzah. Namun, menurut Nazaruddin, uang 100.000 dollar AS itu tidak jadi diberikan.

"CDR itu yang disebutkan Yulianis tidak pernah diserahkan ke Chandra karena proyeknya tidak jadi," ungkap Dea.

Sementara Chandra hingga kini tidak dapat dimintai keterangan. Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha menuturkan, Chandra memang dilarang berkomentar hingga Komite Etik menyampaikan kesimpulannya. Larangan itu merupakan kesepakatan dalam rapat pimpinan KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Nasional
    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com