Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Lima Kali Bertemu Chandra

Kompas.com - 08/09/2011, 22:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tersangka kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, mengaku lima kali bertemu dengan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Chandra M Hamzah.

Hal itu diungkapkannya kepada Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (8/9/2011). Pemeriksaan Nazaruddin itu terkait tudingan-tudingannya terhadap pejabat dan pimpinan KPK.

Ketua Komite Etik Abdullah Hehamahua menyampaikan, pertemuan Nazaruddin dan Chandra terjadi lima kali dengan rincian dua kali di rumah Nazaruddin, dua kali di luar rumah yang tidak disebutkan lokasinya, dan satu kali di kantor KPK.

"Memang (Nazaruddin mengakui) ada pertemuan di rumah Nazaruddin yang dihadiri beberapa orang dan kemudian terjadi pembicaraan masalah KPK, masalah kasus, masalah-masalah yang lain," kata Abdullah, Kamis, di Gedung KPK.

Namun, untuk pertemuan yang katanya berlangsung di gedung KPK itu, Komite Etik tidak menemukan bukti kedatangan Nazaruddin ke gedung KPK. "Tapi di kantor KPK ini kita sudah cek ajudan, daftar, tidak ada. Karena di lantai 3, keluar dari lift itu ada satpam, 24 jam, siapa saja yang masuk, pasti dicatat," ujar Abdullah.

Saat buron, Nazaruddin pernah mengklaim memiliki bukti berupa rekaman CCTV kedatangan Chandra ke rumahnya. "Kami tagih CCTV-nya," kata Abdullah.

Menurut Nazaruddin, rekaman CCTV itu berada di dalam tas hitam yang dibawanya saat tertangkap di Cartagena, Kolombia. Tas hitam tersebutlah yang kemudian dititipkan ke Duta Besar RI untuk Kolombia, Michael Menufandu.

"Dia (Nazaruddin) bilang ada di dalam tas, di Kolombia, sedangkan tas yang diserahkan Dubes ke penyidik KPK, dan dibuka, orang kedutaan, di situ tidak ada (rekaman) CCTV. Dengan demikian, timbul pertanyaan apa betulkah itu CCTV?" tanya Abdullah. Nazaruddin juga mengaku kemungkinan tas hitam itu kini berada di Singapura.

Hari ini Nazaruddin menjalani pemeriksaan Komite Etik atas inisiatifnya sendiri. Sebelumnya, mantan politisi Partai Demokrat itu bungkam saat dimintai keterangan Komite Etik. Belum diketahui alasan persis perubahan sikap Nazaruddin tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Nasional
    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Nasional
    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Nasional
    'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

    "Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

    Nasional
    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Nasional
    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    Nasional
    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Nasional
    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com