Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patrialis Akbar Jengkel pada Pengkritik

Kompas.com - 03/09/2011, 16:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengaku jengkel dengan mereka yang berkomentar soal pemberian remisi terhadap koruptor. Sebab, Patrialis mengaku pihaknya hanya menjalankan ketentuan, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2006 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

PP ini merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. "Kalau saya tidak menjalankan ketentuan tersebut, sudah banyak pengacara dan narapidana yang siap 'menerkam' alias mengugat saya," aku Patrialis saat dihubungi Kompas, Jumat (2/9) malaml.

Menurut Patrialis, dengan PP No. 28/2006, pihaknya terikat dengan ketentuan tersebut. "Jadi, kami tidak melindungi koruptor. Kami ini hanya menjalankan pembinaan atau melaksanakan reintegrasi sosial bagi narapidana, yaitu membina mereka untuk menyadari kekeliruaannya sebelum dikembalikan lagi kepada masyarakat," jelas Patrialis.

Patrialis mengatakan, setiap narapidana maupun anak pidana berhak mendapatkan remisi. Syaratnya, tambah Patrialis, jika narapidana sudah menjalankan hukumannya lebih dari enam bulan dan berkelakukan baik, mereka berhak mendapatkan remisi mulai dari 15 hari hingga beberapa bulan. "Khusus bagi tindak pidana terorisme, korupsi, narkotika dan psikotropika, kejahatan terhadap keamanan negara dan kejahatan HAM dan transnasional, remisi diberikan dengan persyarataan berkelakuan baik dan sudah menjalani sepertiga masa pidananya," kata Patrialis.

Ia juga mengungkapkan, banyak tokoh, politisi dan praktisi hukum yang ikut-ikutan mengomentari pemberian remisi tersebut sekarang ini. "Padahal, mereka sebelumnya juga minta tolong kepada saya agar rekan atau keluarganya mendapatkan hak-hak tersebut. Apa ini tidak menjengkelkan," keluh Patrialis lagi, tanpa merinci siapa saja yang pernah meminta pertolongannya mendapatkan hak-hak narapidana tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com